Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengapa Orang Perlu Memaknai Pesan Verifikasi Akun dan Centang Biru?

13 Juli 2021   15:26 Diperbarui: 13 Juli 2021   16:17 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang memaknai pesan verifikasi akun dan centang biru | Dokumen pribadi oleh: Ino

Pada awalnya, bagi saya semuanya sama asal ditayangkan saja sudah syukur banget. Setelah lebih dari 20 artikel yang tidak dipilih, saya baru menyadari ternyata ada perbedaan.

Sejak saat itu, saya berusaha menenangkan diri. Ketenangan itu tidak hanya berkaitan dengan tidak grogi atau terburu-buru posting atau tayang artikel, tetapi lebih-lebih karena pertimbangan isi dari sebuah tulisan dan penulisan yang baik dan benar.

Tulisan yang lahir dari ketenangan terasa berbeda, dengan tulisan yang lahir dari karena terburu-buru atau sedikit waktu, bahkan yang ditulis dalam perjalanan di dalam kereta misalnya.

Semua telah menjadi bagian dari pengalaman saya sebelum pada Senin, 12 Juli 2021 memperoleh centang biru itu.  Saya semakin menghargai arti penting dari sebuah ketenangan dalam menulis. Ketenangan itu unsur utama dalam mempertimbangkan alur berpikir, kelogisan dan pesan, bahkan makna dari setiap kalimat.

Nah, kesadaran itulah yang membantu saya memproses sebuah artikel dengan melalui tahap-tahap sederhana, seperti ini:

1. Menulis judul dan kategori

2. Mulai menulis kalimat pertama yang langsung berkaitan dengan judul

3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan langsung dengan judul tulisan

4. Membuat struktur dan sistematika sederhana berupa poin yang perlu disoroti lebih dalam lagi

5. Berhenti sejenak untuk mendengar letupan hati, sehingga munculnya kata-kata yang baru dan bermakna

6. Merumuskan kalimat penutup yang singkat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun