Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Orang Tidak Perlu Percaya pada Kesan Awal tentang Bos saat Perjumpaan Pertama?

12 Juli 2021   22:00 Diperbarui: 12 Juli 2021   22:19 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang alasan untuk tidak perlu percaya 100 % dengan kesan awaln saat berjumpa bos pertama kalinya | Dokumen diambil dari: DRAFARE:COM

Jangan mengukur Brand seseorang hanya dengan pandangan dan kesan pertama ketika pertama kali berjumpa dengannya.

Perjumpaan pertama sering dilihat sebagai ukuran tentang Brand seseorang, termasuk dalam konteks dunia kerja. Perjumpaan pertama dengan bos di mana saja selalu menimbulkan kesan pribadi tentang Brand nya bos.

Adakalanya perjumpaan pertama itu menimbulkan kesan yang menyenangkan, tetapi ada juga yang berawal dari perjumpaan pertama terasa bahwa bos itu tidak bersahabat atau juga jaim dan lain sebagainya.

Tentu setiap orang mengidealkan seorang bos yang ramah, suka menyapa, mudah diajak ngobrol, kopi bareng, bisa beri kado ulang tahun untuk teman dan karyawannya dan masih banyak lagi hal baik lainnya. Mungkin juga bisa berbicara dalam bahasa ibu atau bahasa Indonesia dan hal lainnya.

Meskipun demikian, sebaiknya orang tidak perlu percaya pada kesan awal tentang bosnya pada saat perjumpaan pertama, mengapa? Ini ada 4 alasan nya.

1. Bos itu adalah manusia biasa yang punya perasaan dan hati

Ada dua kemungkinan yang biasa dijumpai kesan awal tentang bos pada perjumpaan pertama, yakni kesan bos yang ramah dan sopan, dan kesan lainnya adalah bos begitu berwibawa terasa begitu jaimnya.

Semestinya orang tidak perlu sok dengan pemandangan dan kesan awal seperti itu. Keramahan seorang bos bisa saja itu karena tuntutan etika umum, mungkin juga belum tentu orangnya benar-benar ramah, demikian juga, ketika ia tampak jaim, belum tentunya orangnya benar-benar jaim. 

Cara pandang yang mesti dimiliki adalah bahwa bos itu manusia biasa yang punya perasaan dan hati. Namanya perasaan dan hati manusia itu tidak pernah selalu sama, melainkan selalu berdinamika. Jadi, orang boleh punya kesan awal, namun jangan 100 persen percaya pada kesan awal.

2. Bos itu punya prinsip kepemimpinannya sendiri

Bawahannya perlu tahu bahwa bos punya prinsip kepemimpinannya sendiri. Prinsip dan gaya kepemimpinan seseorang selalu berbeda, ada yang memang seseorang menggunakan prinsip dan gaya umumnya, tetapi ada juga bos yang memiliki gaya kepemimpinan khas dari dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun