Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Orang Suka Membangun Personal Branding dari Game Online?

19 Juni 2021   04:58 Diperbarui: 19 Juni 2021   05:02 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang membangun personal branding dari game online. Diambil dari: Pixartprinting.de

Kata mereka bahwa di sana orang berdoa dan memohon sambil mengadu nasib, jika bernasib baik, maka bisa sekembali dari gunung Kawi menjadi orang kaya.

Apalagi jika waktu di gunung Kawi memeroleh tanda-tanda khusus atau bisa mendapatkan biji pohon istimewa di sana. Tidak bisa dibayangkan bahwa ada begitu banyak orang yang duduk meratap, berdoa dan menunggu nasib di sana.

Nah, orang lebih memilih menunggu di bawah pohon tanpa bekerja dengan khayalan menjadi orang kaya raya, daripada bekerja di kebun mereka. Masuk akal sehat gak? 

Saat ini, saya kira oleh karena perkembangan teknologi komunikasi, game online yang menyediakan fasilitas ramalan online itu akan menjadi laris diminati.

Sebagai contoh Bam App-seite disukai oleh 256.071 orang. Coba bayangkan sejumlah itu. Logisnya adalah orang mengklik suka karena orang pernah mencoba game online itu. 

Gambar diambil dari Bam App-Seite
Gambar diambil dari Bam App-Seite
Mungkinkah kalau dikatakan bahwa ternyata ada 256.071 yang percaya begitu saja oleh karena manipulasi game online itu? Atau bisa saja menjadi suatu fenomena yang perlu dikaji lebih lanjut: 

Bagaimana cara kita saat ini untuk bersaing dengan peran game online dalam memberikan jawaban atas kerinduan terdalam dari 256.071 orang itu?

Saya akhirnya berpikir seperti ini, ternyata ketika dunia semakin modern, manusia itu sendiri semakin sulit melayani manusia lainnya. Sebagai akibatnya, manusia semakin dilayani dan dimanjakan oleh teknologi.

Teknologi secara khusus game online Bam misalnya telah mengambil peran dari biro konsultasi yang sunyi dan paling damai. Inilah tantangan saat ini. 

Semakin banyak manusia yang tidak damai dengan sesama dan bahkan dengan dirinya sendiri (unzufrieden), semakin mudah pula manusia bergantung pada game online.

Demikian ulasan tentang 5 alasan mengapa orang suka membangun personal branding dari game online "Gaming." Ulasan ini merupakan analisis pribadi yang tetap terbuka pada sudut pandang lain. Pada prinsipnya manusia tidak boleh menjadi hamba teknologi atau dikendalikan oleh teknologi, apalagi terkait citra dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun