Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ada 4 Cara Alternatif Upaya Preventif Pelecehan Seksual

14 Juni 2021   15:16 Diperbarui: 14 Juni 2021   15:33 3719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi untuk 4 cara alternatif upaya preventif pelecehan seksual | Dokumen pribadi oleh Ino

Hukum adat ini diberlakukan sangat keras di hadapan publik atau seluruh masyarakat suku dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa tindakan pelecehan itu bukan merupakan tindakan terpuji.

Hukum adat Peza pani tidak punya referensi pada agama, semuanya dilakukan berdasarkan keyakinan adat. 

Proses pelaksanaan Peza pani dimaksudkan untuk menciptakan kembali rekonsiliasi dengan tiga arah, sebagai berikut:

1.  Rekonsiliasi antara manusia 

Rekonsiliasi antar manusia yang dimaksudkan di sini adalah upaya damai antara pihak pelaku dan korban. Tentu dalam hal ini antara kedua pihak keluarga dari pelaku dan korban. Pada prinsipnya pelaksanaan upacara adat Peza pani itu menjadi akhir dari perselisihan dan lain sebagainya.

Suatu awal baru harus dimulai tanpa rencana balas dendam atau pun tindakan kekerasan lainnya. Rekonsiliasi damai itu penting agar harmoni dalam kehidupan suku menjadi nyata dirasakan kembali.

2. Rekonsiliasi dengan Nggae Dewa

Nggae Dewa adalah sebutan untuk wujud tertinggi yang mereka akui sebagai Pencipta dan tidak menyetujui tindakan pelecehan seksual dan kekerasan lainnya. 

Memang pihak pemangku adat tidak punya referensi pada hukum agama, namun mereka secara umum percaya bahwa tindakan pelecehan itu bertentangan dengan kehendak Wujud Tertinggi atau Pencipta.

Rekonsiliasi itu sangat penting dilakukan agar Pencipta bisa memberikan mereka cuaca yang baik dan kelimpahan hasil dalam kerja mereka. Sulit dipahami secara akal sehat, karena hal itu masuk dalam wilayah keyakinan masyarakat adat.

Rekonsiliasi dengan Pencipta itu akhirnya terhubung dengan berkat bagi kesuburan dan kehidupan. Mengerikan bahwa sejauh kasus pelecehan tidak diungkapkan ke publik, maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh warga suku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun