Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

The Sound of Borobudur dan 3 Keunggulannya di Mata Dunia

17 Mei 2021   05:02 Diperbarui: 17 Mei 2021   06:20 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari: baliauthentique.com

The Sound of Borobudur tentu menyimpan harapan bahwa bukan cuma relief yang menjadi saksi sejarah, tetapi orang perlu mengubah suara-suara itu hingga menjadi tulisan.

Relief alat musik di seluruh dunia bagi saya lebih merupakan misteri tentang gema atau echo. Echo dari sebuah sejarah dan peradaban yang pernah ada di tanah air dan bangsa Indonesia.

Echo musik itu bahkan terdengar hingga sekarang yakni ketika anak-anak Indonesia punya keberanian untuk mengubah suara ke dalam tulisan atau berani mengubah angka-angka untuk memperjelas riwayat presisi seniman dan musikus-musikus dunia yang pernah ke Indonesia.

Saya percaya tema the Sound of Borobudur bisa menjadi suatu gema yang berdampak transformasi dalam banyak bidang. Transformasi yang terkait tentunya, pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan, musik, seni, arsitektur dan lain sebagainya.

Musik bagi kebanyakan orang berkaitan erat dengan ungkapan jiwa dalam rupa-rupa suasana batin manusia. Musik sangat dekat dengan yang namanya dinamika.

Ibarat musik tidak pernah dibentuk dari satu nada, demikianlah Indonesia raya itu mesti dibentuk dengan cara pandang tentang warisan relief musik Borobudur yang mencintai pluralitas. 

Keragaman relief adalah bukti sekaligus pesan tentang kebhinekaan. Ya, kebhinekaan dari cara pandang seorang musikus yang tidak pernah menginginkan hanya ada satu alat musik, tidak pernah hanya ada satu nada.

Musik dari warisan sejarah kita, ternyata bermacam-macam, maka hidup kita pun sepantas mencintai keberagaman. The Sound of Borobudur bisa saja adalah suara protes tentang radikalisme yang anti pada keberagaman, kemodernan dan keterbukaan.

Demikian ulasan terkait the Sound of Borobudur dengan 3 keunggulan dasarnya: presisi, dimensi mistik dan musik. Saya percaya, penulis-penulis lain pasti punya cara pandang sendiri yang tentu memperkaya pemahaman kita tentang peradaban kita sendiri.

Salam berbagi, ino, 17.05.2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun