Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Winterjasmin di Musim Dingin

29 Januari 2021   14:27 Diperbarui: 2 Februari 2021   03:00 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Sunyi kota Mainz sesunyi embun pada tangkai bunga-bunga pagar dekat gereja tua itu. Kenapa embun itu hinggap dan bertahan pada setangkai bunga kecil Winterjasmin?

Merpati beterbangan melampaui menara tinggi kota itu. Lalu terbang rendah hingga berkumpulan di samping gereja tua. Merpati-merpati itu tidak pernah bertengger pada tangkai Winterjasmin. Bunga kecil yang sejuk sunyi bersama embun jernih dibiarkan tersenyum.

Kuning segar menawan Winterjasmin itu

Memesona mata yang terlalu lama melihat dahan-dahan ranggas. Serupa terompet kuning kecil bunga itu menginspirasi. Terompet sunyi menunggu detak jatuh sang embun sejuk itu.

Kuning, putih dan jernih paduan tak terduga di pesisir jalan kecil kota tua itu. Bunga pertama yang mekar di musim dingin. Mekar meski tanpa sinar mentari pagi mengunjunginya.

Bunga kecil Winterjasmin di pesisir duka yang berani tersenyum tanpa masker pelindung virus. Tersenyum ramah, meski tanpa kata-kata. Ia hanya menahan setitik embun agar bersamanya menanti perginya Senja dan Salju.

Oh bunga kecil, penggoda imajinasi hari ini
Oh embun kecil, penyejuk hati waktu kini

Tak mungkin sekedar ada di sana
Tak biasa yang kecil itu berbicara
Tak ada kebetulan paduan akrab Winterjasmin dan embun jernih

Terlihat karena punya mata
Tersimpan karena punya kamera
Terbaca karena ada tulisan

Wahai bunga kecil mengapa kau menulis dengan tinta dirimu. Wahai embun kecil, mengapa kau bertengger di sana? Pernahkah kalian berdiskusi tentang keindahan dan kesejukan zaman?

Ino | Mainz, 29.01.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun