Mohon tunggu...
Intan Putri Widyasari
Intan Putri Widyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Ngireng-Ngireng yang Dijuluki Sebagai Kampung Pancasila

16 Januari 2023   07:06 Diperbarui: 16 Januari 2023   07:15 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia yang berifat fundamental yang berarti mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. 

Pancasila juga disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum. Pancasila  sebagai  dasar  filsafat  negara dan juga sebagai pedoman kehidupan atau disebut juga sebagai way of life dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, artinya  pancasila merupakan falsafah negara sekaligus pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan suatu kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk mencapai cita-cita nasional.

Menurut Purwito Adi (2016) Pembudayaan nilai-nilai Pancasila mencangkup pengertian yang dalam dan juga peningkatan secara kualitatif dari pemasyarakatan, yang tidak hanya sekedar memahami tapi juga harus dihayati serta diimplementasikan dalam kehidupannya oleh setiap diri manusia juga dari segi masyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga dapat mengembangkan kesadaran, daya tahan, daya tangkal dan juga daya saing bangsa yang nantinya akan tercermin pada sikap tanggap dan sikap perilaku. Pembudayaan juga mengusahakan agar sesuatu itu menjadi budaya pada masyarakat luas yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

Pada wawancara yang kami peroleh dari narasumber Bapak Darwanto yang berasal dari Dusun Ngireng-Ngireng, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, yang dilaksanakan pada siang hari tepatnya tanggal 14 Januari 2023. Menurut pendapat beliau "Pancasila merupakan dasar negara kita, pondasi yang paling mutlak yang harus kita miliki terutama disuatu negara, dan kita sebagai warga harus mengerti dan juga harus bisa mengamalkan nilai-nilai dan tujuan dari dasar negara kita yaitu Pancasila. Pancasila juga disebut sebagai pilar negara".

" Sebagai generasi penerus dan sebagai mahasiswa yang harus lebih mengerti dan lebih paham agar kelak dapat meneruskan cita-cita negara dan dari pahlawan pendiri bangsa kita, dan juga agar dapat menyampaikan kepada generasi selanjutnya." -Bapak Darwanto (2023).

Selanjutnya bapa darwanto juga menyampaikan " Nilai-nilai Pancasila sudah di berikan sejak bangku pendidikan oleh bapak/ibu guru pengajar mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Bahwa masing-masing sila memiliki nilai tersendiri. Pada kampung Ngiwer-ngiwer insyaAllah dari ke lima nilai Pancasila semua sudah berjalan dengan baik sesuai dengan kapasitas karakter masin-masing masyarakat."

"Di kampung Ngireng-ngireng ini dapat predikat menjadi kampung Pancasila, dengan diberikannya penghargaan dari pemerintah Kabupaten Bantul sebagai kampung Panvasila. di kampung Ngireng-Ngireng, kehidupan toleransi keberagaman sudah sangat tinggi. Contohnya dengan adanya macam-macam tempat ibadah, yang kemudian diapresiasi oleh pemerintah kabupaten dan di deklarasikan menjadi kampung pancasila pada tahun 2022 yang resmikan sendiri oleh bapak Bupati dan Timda Kabupaten Bantul."

Dalam segi sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa nilai Pancasila yang sudah terlaksana di kampung Ngireng-Ngiren yaitu adanya toleransi antar umat beragama,dan adanya berbagai macam bangunan ibadah umat umat beragama disana.

Dari segi sila kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab juga sudah terdapat nilai-nilai pancasila pada keseharian warga di dusun Ngireng-Ngireng yaitu dengan adanya rasa kemanusiaan saling membantu sesama warga dan memiliki hati nurani untuk membantu warga yang sedang kesullitan.

Kemudian nilai pada sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia pun sudah terbentuk pada warga disana yaitu dengan adanya kegiatan gotong royong. Bapak Darwanto mengatakan " Dalam hal kematian warga disini dengan sukarela dan dengan hati  nurani yang terpanggil membatu orang lain baik dalam hal perawatan jenazah, pengurusan keluarga sampai pada pemakaman jenazah. Dan itu tanpa melihat ras dan agamanya, semua sama." Kemudian saat membangun jalan, kampung tersebut juga mendapat bantuan dari pemerintah sekitar 400-500 sak semen yang dikerjakan bersama-sama secara gotong royong. Selain itu di dusun ini juga sering melakukan kegiatan syawalan yang tidak hanya diikuti oleh umat muslim saja tapi juga uamat agama lain ikut berpartisipasi.

Lalu pada sila keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, yaitu dengan diadakannya musyawarah dalam hal mengambil keputusan bersama. Bapak Darwanto berkata bahwa di dusun Ngireng-Ngireng ini terdapat perkumpulan perkumpulan RT, karang taruna sampai ibu-ibu PKK yaitu pertemuan ronda atau siskamling yang menjadi wadah diadakannya musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kemajuan perdusunan dalam bidang apapun.

Disuatu perkumpulan manusia khususnya dalam hal bermasyarakat pasti akan ada problematikannya, tak terkecuali di dusun Ngireng-Ngireng ini. Tingkat pemahaman setiap orang terhadap Pancasila itu berbeda-beda, di dusun Ngireng-Ngireng ini ada beberapa orang yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi dan ada juga yang kurang memahami Pancasila, dua duanya berpotensi menimbulkan suatu problematika karena orang dengan pemahaman yang tinggi juga dapat menimbulkan problematika, sebagai contoh seperti yang di katakan bapak Darwanto "Saat adanya peringatan hari kematian seseorang seperti mempertingati 40 hari kematian seseorang, yang biasa dilakukan umat agama islam yang kemudian ada warga agama lain yang juga mengadakan acara lain, sehingga hal bertabrakan waktunya, dan saat waktunya magrib, ada beberapa pihak yang tidak memberi kesempatan untuk  beribadah. Tapi itu masih dapat diatasi yang nanti akan menjadi sebuah catatan untuk evaluasi kedepannya."

Dan dalam nila yang terkandungpada sila kelima yaitu Keadila Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah dengan dilakukan pemerataan bantuan bangunan jalan pada setiap wilayah yang berasal dari pemerintah dari segi bangunan dan warga dapat juga mengajukan proposal dalam pembangunan suatu wilayah kepada Dewan Perwakilan Daerah, yang nantinya diharapkan pembangunan fisik di seluruh wilayah Kabupaten Bantul dapat merata sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial.

Tidak heran jika dusun Ngireng-Ngireng dijadikan sebagai kampung Pancasila, karena dapat kita lihat bahwa warganya saling menjunjung tinggi toleransi, kemanusiaan, persatuan, kemusyawaratan, serta keadilan, dimana itu sudah sangat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dusun Ngireng-Ngireng sudah melaksanakan nilai-nilai Pancasila dengan sangat baik.

Narasumber : Bapak Darwanto selaku tokoh masyarakat di Dusun Ngireng-Ngireng

Sumber : Adi, P. (2016). Pembudayaan nilai-nilai Pancasila bagi masyarakat sebagai modal dasar pertahanan nasional NKRI. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 1(1), 37-50.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun