Mohon tunggu...
Azhar Vilyan
Azhar Vilyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - laki-laki yang suka sendiri dan kadang juga menulis puisi

Aku hanya seonggok materi yang diterbangkan oleh keajaiban. WA-082311124888 (Ing 786)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jangan Panggil Aku Jokowi

17 Desember 2015   21:57 Diperbarui: 23 April 2021   03:45 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pijar itu satu persatu jatuh di tanah lekang.Menjadi benih dan bermekaran

Pada kelopaknya terselip embun tadi pagi ,jatuh,sebahagian lagi dihisap angin

Pintu-pintu para petani telah terbuka
Pacul dan Arit bagaikan senjata
Pagi sekali sebelum embun terakhir
Ke sawah adalah pilihan

Pematang masihlah licin
Ketika suara Murai perlahan mengetuk telinga

Nada nada indah dari surga mungkin suara Daud

Lelaki kurus itu berpaling lantas mengangguk

Ceruk matanya tanpa bingkai
Semua mata bisa melihat,bahkan di kedalamannya

Setelah lama berlalu masa itu
Pematang beringkarnasi jadi trotoar
Nyanyian Murai wujud dari kotak kecil

Mungkin kah masih suara Daud?
Lelaki kurus itu menggeleng

Di keramaian para penjilat mata nya berkilat
Menyeru seru pada satu nama
Kebenaran hanya milik mu,kami patuh kami taat
Tak ubah Yudas,saudara jauhnya, 
Entah lah.. 

Lelaki kurus itu tegak di bebatuan
Urat kakinya masuk kedalam tanah
Mulut nya terkunci,belum ada yang terpahami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun