Mohon tunggu...
Solehatun Marfuah
Solehatun Marfuah Mohon Tunggu... Novelis - I do not know in most of the times.

I only put something here because of the obligations.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini-Q: Salin-Tempel Eksakta yang Tidak Biasa

1 November 2018   08:07 Diperbarui: 1 November 2018   12:09 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai seorang pelajar kelas 11 SMA, aku dikelilingi oleh siswa-siswi lain yang begitu ciamik cara pandangannya. Sedikit dari mereka yang mempunyai kehendak untuk lebih berani menuangkan apa yang menjadi pikiran mereka saat ini, aku adalah sedikit dari mereka.

Menurutku, dengan beropini sekalipun tidak begitu sesuai dengan kriteria kecakapan dalam berbahasa, beropini begitu penting dalam era serba copy paste. Aku mengenal banyak teman yang dengan mudah melakukan copy paste untuk tulisan mereka yang akan diserahkan kepada guru.

Aku tidak bisa mengelak, hal itu juga kulakukan, sekali dua kali atau bahkan sering kali. Dan saat tulisanku sudah selesai, kukira semuanya selesai. Tapi tentu itu menjadi bibit permasalahannya. Copy paste menjadi begitu wajar dalam dunia pendidikan. Khususnya dalam topik yang lebih sempit, literasi.

Sejujurnya, menuliskan perasaan dan opiniku mengenai copy paste dalam dunia pendidikan begitu normatif rasanya. Hal itu menjadi sangat umum untuk dijadikan topik dalam hal ini. Aku mulai berpikir lebih jauh dalam habit yang terjadi di sekitarku, copy paste bukan lagi perkara tulisan, bahkan sekarang meluas menjadi copy paste jawaban dari soal-soal Lembar Kerja Siswa.

Begitu umum soal-soal yang diujikan di Lembar Kerja Siswa atau LKS, sehingga bisa sangat mudah ditemuka di dalam internet, khususnya pada situs Brainly.com. Bagi pelajar yang telah mengeyam pendidikan selama 11 tahun sepertiku, dan berada di situasi yang kemajuan teknologinya begitu cepat, membuatku begitu mudah untuk mengawasi kebiasaan teman-teman sebaya dalam hal meng-copy paste jawaban.

Bukan tujuanku untuk melebih-lebihkan segala hal, namun, justru soal-soal yang berasal dari mata pelajaran eksakta begitu mudah ditemukan di internet. Tulisan yang aku buat semata-mata hanya bentuk kekhawatiranku terhadap cara berpikir dan perkembangan otak kiri pelajar sebayaku dalam mengerjakan soal-soal eksakta nantinya apabila kebiasaan seperti ini terus berjalan dan tidak dilakukan tindakan penghentian lebih lanjut.

Sangat penting untuk aku sendiri dan kalian semua sadari bahwa internet ada untuk membantu pekerjaan manusia. Namun jelaslah ketakutan para ilmuwan mengenai kecepatan teknologi internet yang tidak dibarengi dengan kecerdasaan manusia modernnya akan mengalami kesetimpangan yang akan mengkhawatirkan peradaban manusia itu sendiri.

Aku yang kerap kali suka berdiskusi mengenai banyak hal menjadi begitu malas memperdebatkan hal ini dengan siapapun kecuali diriku sendiri. 

Percuma kupikir begitu. Karena jika aku memilih untuk mendiskusikan hal ini dengan teman sekelas maupun sebaya, akan sanga membuang-buang waktu. 

Satu hal yang menjadi jawaban mereka ketika aku datang menanyakan topik ini: "Dipikirin amat? Semua juga serba instan!", OK responnya tidak salah, karena benar atau salah begitu subjektif. Mereka menganggap menyalin-tempel jawaban dari pertanyaan eksakta secara instan tanpa harus mengolah rumus lewat isi pikiran sendiri.

Aku tidak begitu yakin tapi semoga saja hal ini betul terjadi, saat ini bukan hanya aku yang cemas perkaran saling-tempel jawaban dari soal eksakta Lembar Kerja Siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun