Mohon tunggu...
Ingatan Sihura
Ingatan Sihura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kebersamaan keluarga suatu kebahagiaan sejati.

If You Don't Learn, You Will Die (Jika Engkau Tidak Belajar, Maka Engkau Akan Mati). Sering Membaca, Sering Menulis Bicara Teratur. Menulis adalah satu minat yang ingin diaplikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harimbale, Pasar Tradisional Ono Niha

17 Juni 2021   11:25 Diperbarui: 17 Juni 2021   11:47 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Contohnya menderes karet selama satu minggu, getahnya akan dijual saat harimbale. Pinang atau Coklat yang telah dikeringkan selama satu minggu, hendak dijual nantinya di harimbale. Begitulah seterusnya, bahwa seluruh kegiatan selama satu minggu dan akan disalurkan seluruhnya pada saat harimbale tersebut. 

Dengan mendapatkan uang dari hasil penjualan tersebut, dengan senang hati perjalanan ke harimbale menjadi sangat menyenangkan dan dengan leluasa membelanjakan segala sesuatu yang dibutuhkan.

Kedua, harimbale menjadi sarana pemuas dahaga atau hari istrahat dan melepaskan penat. Ada saja orang yang ke harimbale hanya untuk merasakan kebebasannya, tanpa ada yang dijual atau dibelanjakan. 

Di sini ada saja orang yang hanya ingin menampilkan seluruh gaya dan fashion yang dimilikinya. Di sini ada ungkapan dalam Bahasa Nias dikatakan "he l kefe, asala so kofekofe" (biar uang tidak ada, asalkan ada dompet). Ungkapan ini mau menunjukkan penampilan itu sangat dikedepankan.

Ketiga, harimbale menjadi sarana pertemuan. Dalam kebiasaan Ono Niha, harimbale menjadi satu momen penting untuk dapat bertemu sanak saudara dan famili yang berada di daerah yang berbeda. Hal ini menjadi lebih diutamakan terutama ketika seorang ibu dalam rumah tangga sedang ingin melihat calon menantunya. 

Di harimbale seorang calon ibu mertua akan memperhatikan dengan sangat calon menantunya secara diam-diam. Mulai dari cara bergaya, hingga kepada cara berinteraksinya kepada orang lain. Hal ini diungkapkan dengan filosofi: "ha amuata nifaigi, ba ha buabua nitngni" (hanya perilaku yang dilihat, dan hanyalah sikap yang diingat).

Keempat, harimbale menjadi saran perjanjian. Ono Niha memiliki satu kebiasaan yang sulit diubah yakni menjanjikan. Segala sesuati yang dilakukan dalam hal pinjam meminjam, ujung-ujungnya berpusat pada harimbale. Sering dikatakan: "ba luo harimbale dania ufuli/ugati khu" (pada hari pekan nanti akan saya kembalikan/ganti padamu). 

Dalam perjanjian ini dipakai filofosi: "Aro jaji moroi ba huku" (janji lebih kuat dari hukum). Dalam perjanjian ini kedua belah pihak saling mempercayai, dan si pemberi pinjaman yakin bahwa si peminjam akan mengembalikan karena di saat harimbale posisi keuangan akan stabil.

Keempat hal yang telah diuraikan di atas menjadi bagian yang sungguh menyenangkan pada saat harimbale. Namun hal menyenangkan di atas akan berubah dengan seketika, ketika hal menggelisahkan atau bahkan mencemaskan terjadi. Berikut beberapa hal yang sering terjadi di harimbale.

  • Harimbale menjadi sarana pemborosan dan sarana penunjukkan kesombongan atau kekuatan. Dalam kebiasaan Ono Niha, harimbale menjadi tempat orang melampiaskan seluruh dirinya. Mulai dari mengkonsumsi tuo nifaro (tuak suling) secara berlebihan, hingga kepada perkelahian. Tidak jarang bahwa orang yang semula minum bersama dan bersenda gurau, tiba-tiba mengeluarkan nada tinggi yang berujung kepada perkelahian. Perkelahian semacam ini bisa melibatkan banyak orang dan bahkan berujung kepada hilangnya nyawa.

  • Biasanya lokasi harimbale berada di sekitar jalan raya. Namun hal ini kadang kala menjadi satu hal yang mengganggu pengguna jalan raya. Masyarakat yang menjual barang dan bahkan pembeli, sungguh tidak menghiraukan pengguna jalan raya yang lain. Semua orang biasanya memenuhi ruas jalan sehingga pengguna jalan raya, khususnya roda empat ke atas, sungguh sangat terganggu.

Kedua hal ini setidaknya memberikan gambaran akan hal-hal yang menggelisahkan atau bahkan mencemaskan ketika harimbale. Keributan saat harimbale sungguh menggelisahkan bahkan mencemaskan bukan hanya kedua belah pihak yang bertikai, namun penjual dan pembeli yang datang ke harimbale juga ikut cemas. Apalagi dengan pengguna jalan raya, kecelakaan tidak pernah diundang, namun ketika kecelakaan akan lebih menyalahkan si pengendara tanpa menyadari kesalahannya juga.

Kedua hal yang di dapat di harimbale, menjadi renungan tersendiri bagi semua masyarakat Ono Niha. Yas Zalukhu dalam Lagu Ciptaannya yang berjudul: "Sogai Git" (penderes karet) mengisahkan pekerjaan yang satu minggu habis dalam satu hari. "Si l boto halwma ya'aga sogai git, sabata ma sndra gefe, sabata matibo'" (tidak ada gunanya pekerjaan kami yang hanya menderes karet, sebentar dapat uang, sebentar kami buang). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun