Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mitos AIDS Menkominfo Tifatul Sembiring

1 Oktober 2010   08:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:48 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di saat dunia memerangi epidemi HIV dengan fakta yang akurat tentang HIV/AIDS, tapi di Indonesia seorang menteri (Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring) justru menyebarluaskan mitos (anggapan yang salah) melalui Twitter.

Misalnya, disebutkan: ”Kata dokter: perilaku seks yg menyimpang adalah sbg penular virus tsb.” Dokter seperti apa pula ini? Apa yang dimaksud Pak Dokter ini sebagai ’perilaku seks yang menyimpang’?

Pengaitan ’seks menyimpang’ dengan penularan HIV merupakan mitos. Kalau ’seks menyimpang’ diartikan sebagai zina dan homoseksual maka pernyataan itu ngawurkarena tidak ada kaitan langsung antara zina dan homoseksual dengan penularan HIV.

Penularan HIV melalui hubungan seksual tanpa kondom, heteroseksual di dalam dan di luar nikah, serta homoseksual bisa terjadi kalau salah satu dari pasangan itu HIV-positif.

Pak Menteri mengatakan: ”Penularan virus HIV/AIDS harus dicegah, juga penularan perilaku2 yg potensial membawa virus2 tsb. Sampai kini obat AIDS belum ditemukan.”

Tapi, tolong Pak Menteri menyampaikan cara-cara pencegahan yang akurat. Bukan hanya AIDS yang obatnya belum ditemukan. Deman berdarah pun tidak ada obatnya. Darah tinggi dan diabetes sudah ada obatnya tapi tidak bisa disembuhkan.

Point 5 disebutkan: ”Kata Prof. Sujudi, mantan menteri kesehatan, agar mudah diingat singkatannya AIDS=Akibat Itunya Dipakai Sembarangan.” Ini penghinaan terhadap orang-orang yang tertular melalui transfusi darah, jarum suntik, dan peremuan yang menjadi istri. Tidak semua penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual yang memakai ’itunya’ (baca: penis dan vagina).

Di awal-awal epidemi ada juga menteri yang mengatakan bahwa HIV/AIDS tidak akan ’menyerang’ Indoenesia karena masyarakat Indonesia berbudaya, beragama dan ber-Pancasila. Faktanya, kasus HIV dan AIDS terus terdeteksi. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu dari tiga negera di Asia yang pertambahan kasus HIV-nya terbanyak.

Melihat fakta ini tentulah menteri dan pakar-pakar yang selama ini mengabaikan epidemi HIV di Indomesia harus mempertangungjawabkannya di hadapan rakyat sebelum mempertanggungjawabkannya di akhirat.

Di point 6: ”Kata seorang Kiyai, jika melihat kemungkaran diam saja, itu sama spt syaithanul akhlash, maksudnya syetan gagu. Maka cegahlah kmungkaran.” Pak Menteri: Apakah korupsi, KKN, kekerasan ormas dan aparat, jual beli hukum, mafia hukum, dll. bukan kemungkaran? Karena hal-hal itu terus terjadi di negeri ini, lalu Menurut Pak Mentgeri: Siapa yang termasuk syetan gagu di negeri ini?

Sebagai ’corong’ pemerintah Menkominfo dituntut untuk menyampaikan informasi HIV/AIDS yang akurat bukan yang dibalut dengan ’aurat’ (baca: moral dan mitos). ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun