Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jeritan Pilu Berujung Maut Korban-korban Bom dan Senjata Kimia

14 April 2017   19:40 Diperbarui: 15 April 2017   05:00 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban bom napalm di Vietnam (1972) (Sumber: Doobybrain.com)

Ketika pihak-pihak yang bertikai di Suriah melancarkan serangan dengan senjata kimia kita akan teringat kepada seorang gadis cilik desa di Trang Bang, Vietnam, 8 Juni 1972, yang berlari dengan kondisi telanjang sambil menangis sambil berteriak: "Nong qua! Nong qua! ... panas, panas!" Ini terjadi di Vietnam ketika negara itu terlibat perang dengan Amerika Serikat (AS). Ketika itu (1972) AS menjatuhkan bom Napalm (bom berisi zat kimia yang mudah terbakar yang ditandai dengan bola api besar yang menghanguskan apa saja pada radius 100 meter) sebagai bagian dari upaya AS melumpuhkan Vietnam.

Foto gadis cilik yang dijepret oleh wartawan kantor berita AS “Associated Press(AP), Huynh Cong "Nick" Ut. Selain menunjukkan kedahsyatan bom napalm foto itu juga jadi saksi sehingga identitas gadis cilik itu dikenal yaitu Kim Phuc, ketika itu berusia 9 tahun. Dia telanjang karena pakaiannya kena serpihan bom dan kulitnya mengelupas. Gadis itu selamat dan sekarang jadi duta PBB untuk kegiatan sosial.

Sementara di Suriah serangan senjata kimia yang disasar ke Provinsi Idlib Utara (4/4) seperti dilaporkan lembaga pemantau asing membunuh puluhan orang, sebagian di antaranya anak-anak. Korban luka-luka dan sesak napas menjalani perawatan di rumah sakit. Korban tiba-tiba sesak napas. Ini bukti yang dipakai adalah senjata kimia bukan senjata atau bom dengan mesiu.

Celakanya, tidak ada pihak yang bersengketa di negeri itu yang mengakui atau membenarkan serangan senjata kimia tsb. Laporan dw.com (4/4-2017) menyebutkan serangan senjata kimia ini merupakan yang ketiga kalinya. Dua kasus sebelumnya disebutkan terjadi di wilayah Provinsi Hama yang justru tidak jauh dari Khan Sheikhoun yang jadi sasaran senjata kimia (4/4). Tahun 2013  serangan gas beracun terjadi di pinggiran Ghouta, pinggiran Kota Damaskus, menewaskan ratusan warga sipil. Serangan itu, menurut laporan PBB merupakan serangan gas sarin beracun, sebuah serangan terburuk dalam perang sipil di Suriah.

Korban senjata kimia di Syria (4/4) (Sumber: dailymail.co.uk)
Korban senjata kimia di Syria (4/4) (Sumber: dailymail.co.uk)
Sama halnya dengan serangan pekan lalu, serangan senjata kimia sebelumnya juga tidak pernah ada pihak yang bertanggung jawab. Penggunaan senjata atau bom kimia jadi momok yang menakutkan bagi manusia.

Biar pun secara internasional senjata kimia dilarang, tapi banyak negara yang justru mengembangkan senjata kimia. Kelak perang tidak hanya memakai peluru tajam, tapi juga memakai zat-zat kimia yang mematikan. Senjata kimia yang dikenal luas dan jadi andalan beberapa negara, al. gas VX, gas sarin, gas mustrad atau moster, gas fosgene, dan klorin.

Selama PBB dikuasai oleh negara-negara yang mempunyai hak veto, maka pengembangan senjata kimia akan terus terjadi. Bahkan, negara-negara kecil pun mulai mengembangkan senjata kimia dengan alasan untuk melindungi negaranya.

Mengapa banyak memilih pengembangan mesin-mesin tempur pemusnah peradaban manusia daripada menciptakan dunia yang damai?

Maka, perlu gerakan dunia untuk menghentikan pengembangan senjata kimia atau biologi karena menyangkut nyawa jutaan manusia, terutama anak-anak, yang tidak berdaya sebagai korban konflik dan perang. *

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun