Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pemain Piala Thomas Indonesia dalam Kondisi Antiklimaks Ketika Lawan India

16 Mei 2022   21:09 Diperbarui: 16 Mei 2022   21:12 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi tim Piala Thomas Indonesia kalahkan China di final 3-0 di Aarhus, Denmark, 17/10-2021 (Foto: kompas.com - ANTARA FOTO/RITZAU SCANPIX via R)

Kekecewaan warga Indonesia karena kalah dari India pada final Piala Thomas 2022 jadi pil pahti yang sejatinya jadi pembelajaran untuk turnamen selanjutnya

Ketika skor 1-1 dibuat pemain bulutangkis India, Lakshya Sen, di single pertama pada final Piala Thomas 2022, 15 Mei 2022 di Bangkok, Thailand, terhadap Anthony Sinisuka Ginting saya sudah feeling Indonesia akan kalah. TV saya matikan.

Benar saja. Beberapa jam kemudian saya nyalakan TV gambar di beIN sudah menunjukkan tim Thomas Cup India berjingkrak-jingkrak kegirangan merayakan kemenangan yang akhirnya gambar menunjukkan bendera India di atas dengan iringan lagu kebangsaan 'negeri bollywood' itu.

Akhirnya, India memboyong Piala Thomas untuk pertama kalinya dalam sejarah perbulutangkisan dunia. Sementara Indonesia sudah jadi juara Piala Thomas sebanyak 14, yaitu pada tahun: 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, dan 2020. Bahkan, Indonesia pernah memenangkan Piala Thomas dan Piala Uber di tahun yang sama yaitu: 1994 dan 1996.

Bandingkan dengan China, 10 kali juara (1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, 2010, 2012, dan 2018), Malaysia, 5 kali juara (1949, 1952, 1955, 1967, dan 1992), Denmark, sekali juara (2016), Jepang, sekali juara (2014), dan India, sekali juara (2022).

Susunan Pemain Final Piala Thomas Indonesia vs India 2022 yang dilangsungkan di Bangkok, Thailand pada hari Minggu, 15 Mei 2022:

1. Tunggal: Anthony Sinisuka Ginting vs Lakshya Sen

2. Ganda: Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo vs Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty

3. Tunggal: Jonathan Christie vs Kidambi Srikanth

4. Ganda: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs MR Arjun/Dhruv Kapila

5. Tunggal: Shesar Hiren Rhustavito vs HS Prannoy

Dua tunggal dan ganda Indonesia ditumbangkan India sehingga dua pertandingan lagi tidak dimainkan.

Mengapa Indonesia bisa kalah?

Paling tidak ada alasan rasional yaitu pemain-pemain Indonesia mencapai puncak prestasi ketika mengalahkan tim Piala Thomas China di perempat final dengan skor 3-0. Secara psikologis ini adalah klimaks (KBBI: puncak dari suatu hal, kejadian, keadaan, dan sebagainya yang berkembang secara berangsur-angsur) karena selama ini lawan tangguh pemain bulu tangkis putra dan putri Indonesia di cabang olahraga ini (bulutangkis) adalah China.

Maka, ketika tim Piala Thomas Indonesia menggulung tim Piala Thomas China dengan skor 3-0 di perempat final itu merupakan prestasi yang luar biasa. Bahkan, semua pemain bulutangkis dari semua negara melihat pemain China sebagai musuh terbesar.

Klimak itu mulai turun ketika tim Piala Thomas Indonesia menghadapi tim Piala Thomas Jepang di semifinal. Secara umum di atas kertas tim Piala Thomas China lebih unggul dari tim Piala Thomas Jepang.

Tapi, mengapa hasil di semifinal tim Piala Thomas Indonesia kedodoran menghadapi tim Piala Thomas Jepang?

Hasil semifinal tim Piala Thomas Indonesia melawan tim Piala Thomas Jepang dengan skor akhir 3-2 sejatinya jadi bahan pertimbangan, terutama dari aspek psikologis. Cuma, apakah ada psikolog yang mendampingi tim Piala Thomas Indonesia?

Kalau saja psikolog ikut membenahi tim Piala Thomas Indonesia jelang final bisa jadi hasilnya akan lain, kalau pun kalah mungkin 2-3.

Bagi saya final dengan tim Piala Thomas India akan menjadi antiklimaks (KBBI: kemerosotan atau kemunduran mendadak sampai taraf yang tidak berarti dan amat mengecewakan, sangat berlawanan dengan kemajuan atau kehebatan yang telah dicapai sebelumnya).

Artinya, pemain tim Piala Thomas Indonesia sudah berada di posisi yang tidak fight lagi karena tenaga dan pikiran mereka sudah terkuras habis melawan tim Piala Thomas China yang ditambah dengan pertandingan lawan tim Piala Thomas Jepang di semifinal.

Kemenangan tim Piala Thomas Indonesia atas tim Piala Thomas China secara psikologis sudah merupakan final. Ini yang menjadi salah satu faktor yang membuat kondisi antiklimaks.

Dalam situasi seperti itu adalah hal yang tidak mustahil melakukan rotasi susunan pemain. Tunggal kedua dijadikan tunggal pertama sehingga daya juangnya akan lebih besar daripada dia ditempatkan pada posisi tunggal kedua setelah kedudukan 2-0 untuk lawan.

Secara empiris kelas tunggal kedua di bawah tunggal pertama sehingga terjadi kemerosotan psikologis karena tunggal pertama kalah. Nah, tunggal kedua tim tim Piala Thomas India menghadapi tunggal utama tim Piala Thomas Indonesia. Andaikan tunggal kedua tim Piala Thomas Indonesia kalahkan tunggal utama tim Piala Thomas India, di partai ketiga tunggal utama tim Piala Thomas Indonesia bisa mengalahkan tunggal kedua tim tim Piala Thomas India.

Pada final Piala Thomas tahun 1984 di Kuala Lumpur, misalnya, pemain tunggal utama dan kedua tim Piala Thomas Indonesia, yaitu Liem Swie King ditekuk Luan Jin, dan Icuk Sugiarto ditumbangkan Yang Yang.

China justru menempatkan salah satu pemain utama mereka, Han Jian, sebagai tunggal ketiga karena China memperkirakan kedudukan 2-2 karena pasangan ganda putra kala itu kuat yaitu Christian Hadinata/Hadi Bowo dan Liem Swie King/Kartono.

Memang prediksi China benar. Menang dua tunggal utama, tapi keok di dua ganda. Namun, ada Hastomo Arbi pemain yang tidak diunggulkan sebagai tunggal ketiga. Sejarah akhirnya mencatat Hastomo jadi penyelamat tim Piala Thomas Indonesia dengan mengalahkan pemain kuat China, Han Jian. Padahal, di dua pertandingan sebelumnya Hastomo selalu dikalahkan Han Jian. Hastomo Arbi mendapat sambutan hangat dielu-elukan dengan julukan 'Hanoman.'

Pengalaman pahit pada Piala Thomas 2022 bisa jadi pelajaran berharga untuk memajukan dunia bulutangkis nasional. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun