Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pemain Piala Thomas Indonesia dalam Kondisi Antiklimaks Ketika Lawan India

16 Mei 2022   21:09 Diperbarui: 16 Mei 2022   21:12 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi tim Piala Thomas Indonesia kalahkan China di final 3-0 di Aarhus, Denmark, 17/10-2021 (Foto: kompas.com - ANTARA FOTO/RITZAU SCANPIX via R)

5. Tunggal: Shesar Hiren Rhustavito vs HS Prannoy

Dua tunggal dan ganda Indonesia ditumbangkan India sehingga dua pertandingan lagi tidak dimainkan.

Mengapa Indonesia bisa kalah?

Paling tidak ada alasan rasional yaitu pemain-pemain Indonesia mencapai puncak prestasi ketika mengalahkan tim Piala Thomas China di perempat final dengan skor 3-0. Secara psikologis ini adalah klimaks (KBBI: puncak dari suatu hal, kejadian, keadaan, dan sebagainya yang berkembang secara berangsur-angsur) karena selama ini lawan tangguh pemain bulu tangkis putra dan putri Indonesia di cabang olahraga ini (bulutangkis) adalah China.

Maka, ketika tim Piala Thomas Indonesia menggulung tim Piala Thomas China dengan skor 3-0 di perempat final itu merupakan prestasi yang luar biasa. Bahkan, semua pemain bulutangkis dari semua negara melihat pemain China sebagai musuh terbesar.

Klimak itu mulai turun ketika tim Piala Thomas Indonesia menghadapi tim Piala Thomas Jepang di semifinal. Secara umum di atas kertas tim Piala Thomas China lebih unggul dari tim Piala Thomas Jepang.

Tapi, mengapa hasil di semifinal tim Piala Thomas Indonesia kedodoran menghadapi tim Piala Thomas Jepang?

Hasil semifinal tim Piala Thomas Indonesia melawan tim Piala Thomas Jepang dengan skor akhir 3-2 sejatinya jadi bahan pertimbangan, terutama dari aspek psikologis. Cuma, apakah ada psikolog yang mendampingi tim Piala Thomas Indonesia?

Kalau saja psikolog ikut membenahi tim Piala Thomas Indonesia jelang final bisa jadi hasilnya akan lain, kalau pun kalah mungkin 2-3.

Bagi saya final dengan tim Piala Thomas India akan menjadi antiklimaks (KBBI: kemerosotan atau kemunduran mendadak sampai taraf yang tidak berarti dan amat mengecewakan, sangat berlawanan dengan kemajuan atau kehebatan yang telah dicapai sebelumnya).

Artinya, pemain tim Piala Thomas Indonesia sudah berada di posisi yang tidak fight lagi karena tenaga dan pikiran mereka sudah terkuras habis melawan tim Piala Thomas China yang ditambah dengan pertandingan lawan tim Piala Thomas Jepang di semifinal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun