Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur

24 November 2021   12:13 Diperbarui: 24 November 2021   12:23 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: dreamstime.com)

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019 menunjukkan di Indonesia 84% kematian pada anak yang baru lahir di Indonesia disebabkan oleh kelahiran prematur. Terkait dengan kelahiran prematur, menurut Dr dr Rima Irwinda, Sp.OG(K), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal, faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur dapat dikategorikan dalam 3 karakteristik.

Tiga karakteristik tersebut yaitu karakteristik ibu, karakteristik nutrisi, dan karakteristik kehamilan. Lebih lanjut Dr Rima mengatakan karakteristik ibu terkait dengan usia, kebiasaan merokok, dan kondisi psikologis ibu.

Sedangkan faktor risiko berdasarkan karakteristik nutrisi terkait dengan indeks massa tubuh, kenaikan berat badan selama kehamilan, kebiasaan makan, kebiasaan minum kopi, dan konsumsi suplementasi. Sementara faktor risiko berdasarkan karakteristik kehamilan meliputi riwayat persalinan, riwayat memiliki anak kembar, masalah kesehatan selama kehamilan, dan riwayat pemeriksaan USG.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Rina pada webinar Bicara Gizi yang diseleggarakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia dengan tema "Tantangan dan Penanganan Kesehatan Bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur", 17 November 2021, yang bisa diunggah di YouTube NutrisiBangsa (www.youtube.com). Webinar ini juga bertepatan dengan Hari Prematur Sedunia.

Sementara itu riset dari Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) menunjukkan 1 dari 10 anak lahir prematur, sehingga setiap tahun diperkirakan 15 juta anak di seluruh dunia lahir sebelum waktunya (lebih dari 3 minggu sebelumnya).

Sumber: Webinar NutrisiBangsa
Sumber: Webinar NutrisiBangsa

Yang perlu diperhatikan adalah semakin pendek masa kehamilan, semakin besar risiko kematian dan morbiditas. Secara medis anak yang lahir prematur memiliki risiko yang lebih tinggi lahir dengan masalah kesehatan serius dalam jangka waktu yang panjang.

Jika dilihat dari aspek pertumbuhan anak yang lahir prematur, maka langkah untuk pengananan adalah menerima perhatian dan stimulasi untuk perkembangan jangka panjang. Selain Si Kecil, Ibu yang melahirkan prematur juga perlu mendapat perhatian untuk memulihkan diri.

Soalnya, ibu yang melahirkan prematur diliputi kekhawatiran berlebih, seperti stres, dan juga kelelahan karena si kecil harus diperhatikan lebih ekstra. 

Hal ini perlu diimbangi dengan pemahaman mengenai tantangan dan penanganan kesehatan kelahiran prematur bagi Ibu dan Si Kecil. Penanganan ini perlu bagi keduanya untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil agar optimal dan mengatasi kekhawiran Ibu

Lebih jauh Dokter Rima mengatakan bahwa hal utama yang harus dilakukan adalah memberikan edukasi untuk mendukung kehamilan yang sehat, konsultasi kepada ahli, dan informasi tentang faktor-faktor risiko yang mendorong kelahiran prematur. 

Riwayat kelahiran, menurut Dr Rima, bisa meningkatkan risiko prematur bagi ibu yang memiliki riwayat abortus (1,9 kali lebih berisiko), riwayat persalinan prematur (3 kali lebih berisiko), dan riwayat persalinan sesar (2,9 kali lebih berisiko).

Yang tidak kalah pentingnya adalah usia ibu melahirkan di bawah 19 tahun atau di atas 35 tahun. Selain faktor-faktor tadi, "Salah satu upaya untuk menurunkan risiko kelahiran prematur dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi melalui suplementasi Omega 3, Zinc, Vitamin D3, atau multi-mikronutrien," ujar Dr Rima.

Sementara itu Dr dr Putri Maharani TM, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi, yang juga jadi pembicara pada webinar, mengatakan "Kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak yang lahir prematur." 

Anak lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya. 

Maka, perlu ada upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan, yaitu, "Menjaga agar BBLR berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care."

Terkait dengan prinsip developmental care merupakan rantai dukungan yang meliputi keterlibatan keluarga, mengurangi tingkat stres, dan meningkatkan pemberian air susu ibu (ASI) bagi anak yang lahir premature. 

ASI merupakan nutrisi yang terbaik bagi anak. Pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang anak kelahiran prematur.

Kenyamanan merupakan fakto yang bisa menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen. Untuk itulah anak lahir prematur perlu mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif untuk memaksimalkan energi yang dimiliki sebagai pendukung tumbuh kembang anak. 

Hal ini akan membuat lebih cepat dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimal. "Faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara orang tua dan si kecil dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak," kata Dr Putri.

Ilustrasi: Penanganan dan pengasuhan anak lahir premature (Sumber: pampers.com)
Ilustrasi: Penanganan dan pengasuhan anak lahir premature (Sumber: pampers.com)

Sedangkan stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yang baru lahir. Stimulasi dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps). 

Dengan memberikan rangsangan yang sering dapat menguatkan hubungan sinaps. Variasi rangsangan akan membentuk hubungan yang semakin luas dan kompleks sehingga menstimulasi terbentuknya multiple intelligent. Pemberian stimulasi harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua. 

"Hal ini dapat membantu menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga intervensi atau rencana tindakan akan lebih mudah dilakukan," kata Dr Putri mengingatkan.

Sementara itu Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, mengatakan bahwa sesuai dengan tema Hari Prematur Sedunia tahun ini yaitu Zero Separation, ACT NOW! Danone SN Indonesia menyelenggarakan webinar Bicara Gizi sebagai bagian dari upaya Danone SN Indonesia memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanganan kesehatan bagi Ibu dan anak kelahiran prematur. 

"Kami memahami bahwa pertumbuhan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal," kata Arif Mujahidin.  Oleh karena itu, selain memastikan pertumbuhan biologis anak dalam keadaan baik, juga perlu memastikan status gizi yaitu pemberian ASI dan meningkatkan bonding time agar tumbuh kembang Si Kecil lebih optimal. "Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para orangtua tentang pentingnya pencegahan dan penanganan secara tepat kelahiran prematur bagi Ibu dan si Kecil," ujar Arif Mujahidin. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun