Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kapan Seorang Ibu Hamil Memilih Persalinan dengan Caesar?

2 November 2021   12:42 Diperbarui: 2 November 2021   13:03 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: makalah Dr dr Rima Irwinda, SpOG (K) pada webinar Tes Potensi Caesar dan Intervensi Tepat agar Anak Miliki Daya Tahan Tubuh Kuat)

Berdasarkan hasil tes seorang ibu, juga dengan bantuan keluarga atau dokter, bisa memilih metode persalinan: normal atau bedah Caesar. Ini merupakan bagian dari upaya Danone untuk mingkatkan edukasi bagi orang tua agar paham tentang betapa pentingnya mempersiapkan kelahiran secara matang, terutama jika harus melalui persalinan bedah Caesar.

Menutut Dr dr Rima Irwinda, SpOG (K), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal, para ibu juga perlu memiliki pemahaman tentang keuntungan dan risiko  metode persalinan yang dipilih karena bisa berisiko ibu sendiri dan pada janin. "Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan persalinan secara matang adalah dengan melakukan tes potensi Caesar," kata Dr Rima pada webinar tersebut.

Namun, perlu juga diingat bahwa ada ibu yang menginginkan persalinan dengan bedah Caesar. Hal ini bisa terjadi antara lain karena seorang ibu memiliki trauma terhadap persalinan normal. Selain itu ada juga yang menganggap persalinan dengan bedah Caesar lebih aman bagi ibu dan bayi, serta alasan-alasan lain.

Menurut Dr Rima pilihan persalinan dengan bedah Caesar boleh saja asalkan seorang ibu hamil dan keluarganya telah mengetahui keuntungan dan kerugian antara kelahiran normal dan persalinan Caesar. 

Salah satu risiko bedah Caesar adalah kematian yaitu 13 per 100.000 kelahiran, sedangkan melalui persalinan normal kematian 3,5 per 100.000 kelahiran.

Ilustrasi (Sumber: makalah Dr dr Rima Irwinda, SpOG (K) pada webinar Tes Potensi Caesar dan Intervensi Tepat agar Anak Miliki Daya Tahan Tubuh Kuat)
Ilustrasi (Sumber: makalah Dr dr Rima Irwinda, SpOG (K) pada webinar Tes Potensi Caesar dan Intervensi Tepat agar Anak Miliki Daya Tahan Tubuh Kuat)

Sementara itu dr Molly D. Oktarina, SpA (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, yang juga bicara di webinar mengatakan persalinan dengan Caesar juga meningkatkan risiko gangguan keseimbangan kolonisasi mikrobiota di saluran pencernaan, sehingga membuat bayi memiliki daya tahan tubuh yang kurang baik.

Menurut dr Molly, dokter di RS MMC Jakarta, salah satu risiko persalinan Caesar adalah terjadi gangguan keseimbangan kolonisasi mikrobiota di saluran pencernaan bayi. Kkolonisasi mikrobiota saluran cerna yang didominasi oleh mikrobiota sehat itu sendiri, "Merupakan aspek penting dalam menjaga daya tahan tubuh bayi," kata dr Molly.

Imunitas pada bayi diperlukan agar bayi bisa terhindar dari risiko tertular virus dan berbagai macam penyakit. Untuk itulah dr Molly berharap agar orang tua yang melahirkan dengan Caesar meningkatkan daya tahan tubuh bayi untuk menyeimbangkan kolonisasi mikrobiota pada saluran pencernaan bayi.

Dalam kaitan itulah dr Molly mengingatkan agar ibu yang memilih persalinan dengan Caesar memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif sampai bayi berumur enam bulan. "ASI mengandung nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan berbagai kandungan lain yang bisa mengembalikan kesehatan bayi," ujar dr Molly mengingatkan para ibu.

Selain itu ASI juga mengandung prebiotik dan probiotik yang juga berperan sangat penting untuk mengembalikan keseimbangan mikrobiota pada saluran pencernaan bayi yang lahir melalui persalinan Caesar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun