Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Revitalisasi Danau Toba agar Jadi Destinasi Utama Wisatawan Mancanegara

21 September 2021   17:01 Diperbarui: 21 September 2021   17:05 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tagihan harga minuman dan kursi di sebuah restoran di Nainggolan di tepi Danau Toba (Sumber: kaltim.tribunnews.com)

Kaldera Toba (Sumber: urbanasia.com/Pesona Indonesia)
Kaldera Toba (Sumber: urbanasia.com/Pesona Indonesia)

Jumlah kedatangan Wisman jadi kunci kebangkitan pariwisata Danau Toba karena terkait dengan lama tinggal sehingga memperbesar pengeluaran mereka. Sedangkan wisatawan nusantara (Wisnus) hanya pada akhir pekan atau pulang-pergi satu hari.

Jumlah kunjungan Wisman ke Sumut periode Januari-Desember 2019 sebanyak 260.311, naik 10,17% dibanding Januari-Desember 2018 sebanyak 236.276. Sebuah survei terhadap Wisman di Medan menunjukkan 38% responden justru memilih Kota Medan, disusul Danau Toba 25% dan Kota Berastagi 16% (survei dijalankan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara dan Universitas Pancabudi Medan, November 2018). Pemerintah, melalui Menpar Arief Yahya di tahun 2015 menargetkan kunjungan Wisman ke Sumut sebanyak 1 juta.

Tentu ada faktor-faktor yang menyebabkan jumlah Wisman yang berkunjung ke Danau Toba (Inbound tourism) sedikit jika dibandingkan dengan DTW lain. Yang perlu diingat adalah Wisman bukan sekedar melancong atau rekreasi, tapi mereka melakukan kegiatan yang terkait dengan sosial dan budaya.

2. Kata Kunci adalah: Hospitality

Sedangkan rekreasi atau piknik adalah penyegaran kembali badan dan pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan. Pariwisata (tourism) lebih luas yaitu terkait dengan kegiatan sosial dan budaya di DTW.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Kemenparekraf) mengembangkan kawasan pariwisata dengan tiga pilar utama 3A, yaitu: atraksi (pertunjukan atau tontonan), aksesibilitas (keterkaitan), dan amenitas (sesuatu yang menimbulkan kesenangan, kenyamanan). Dengan filososi ini merupakan ajakan agar MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Indonesia Aja.

Maka, pariwisata tidak hanya sekedar keindahan alam atau pemandangan dan kuliner belaka, tapi erat kaitannya dengan kehidupan sosial dalam lingkup sejarah, religi, seni dan budaya. Bagi Wisman dari Australia, Eropa Barat, dan Amerika Utara DTW tidak hanya sebatas pemandangan alam, tapi lebih ke aspek-aspek sosial dan budaya.

Secara empiris hal itu ada di Danau Toba, tapi lagi-lagi, mengapa Wisman sedikit yang datang ke Danau Toba?

Agaknya, perlu disimak mengapa beberapa DTW ini, yaitu Bali dan Yogyakarta, serta belakangan Senggigi, Mataram, NTB, yang banyak dikunjungi Wisman?

Kata kunci adalah: hospitality, tapi tidak sekedar keramahan tapi merupakan perilaku positif dalam menyambut tamu, dalam hal ini Wisman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun