Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelaku Prostitusi Online Tidak Tes HIV Akan Kuatkan Mitos AIDS

9 Januari 2019   09:05 Diperbarui: 9 Januari 2019   09:20 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: limerickpost.ie)

Ketika polisi membongkar beberapa jaringan pelacuran online, bahkan yang melibatkan 'artis', terakhir di Surabaya yang disebut melibatkan 'artis' FTV, tapi Dinas Kesehatan dan KPA di Kota Surabaya dan Jawa Timur tutup mata sehingga tidak dilakukan tes HIV kepada cewek-cewek yang terlibat pelacuran online.

Ini salah satu bentuk diskriminasi (perlakuan yang berbeda) yang di mata hukum merupakan perbuatan yang melawan hukum dan pelanggaran berat terhadap HAM.

Dari aspek epidemi HIV/AIDS pengabaian tes HIV kepada cewek-cewek pelaku pelacuran online, dalam terminologi terkait seksualitas mereka disebut PSK tidak langsung, menyuburkan mitos bahwa sarang HIV/AIDS memang pada PSK langsung.

PSK dikenal dua tipe, yaitu:

(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan, dan

(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek prostitusi online, dll.)

Mitos tentang PSK tidak langsung akhirnya jadi pemicu insiden infeksi HIV pada banyak laki-laki yang merasa tidak berisiko terular HIV karena tidak seks dengan PSK langsung di lokasi pelacuran.

[Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK"]

Selama diskriminasi dilakukan terhadap PSK, maka selama itu pula mitos tumbuh subur dan insiden infeksi HIV baru melalui seks dengan PSK tidak langsung, al. cewek pelacuran online, akan terus terjadi yang pada gilirannya akan menyebar ke masyarakat terutama pasangan seks, seperti istri.

[Baca juga: Diskriminasi dan Eufemisme Pelacuran Dorong Penyebaran AIDS di Indonesia]

Di beberapa daerah praktis praktek PSK langsung tidak terbuka lagi karena secara de jure sudah dilarang. Maka, yang muncul adalah PSK tidak langsung, tapi mereka ini dalam praktiknya sama saja dengan PSK langsung yaitu seks tanpa kondom dengan laki-laki yang berganti-ganti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun