Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Relokasi Permukiman dan Garis Pantai yang Terdampak Bencana Tsunami

3 Oktober 2018   09:00 Diperbarui: 3 Oktober 2018   09:43 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: liputan6.com/AP Photo/Tatan Syuflana)

Disebutkan pula: Menurut data SMS Tsunami Warning, jika air laut surut setelah gempa, maka warga yang tinggal di pesisir punya waktu sekitar 5-10 menit untuk menyelamatkan diri (VOA Indonesia, 2/10-2018). Nah, jika pantai landai dengan kecepatan lidah tsunami yang tinggi, apakah mungkin dengan berlari bisa terhindar dari lidah tsunami?

Maka, tidak ada pilihan lain selain menjauhi zona terjangan tsunami. Seperti diberitakan kompas.com (29/9-2018), paling tidak tujuh kali tsunami yang melanda Nusantara sebelum tsunami Palu, yaitu: Sulteng 7,3 SR (1968),  Sumba 7 SR (1977), Flores 7,5 SR (1992), Banyuwangi 5,9 SR (1994), Kepulauan Banggai 6,5 SR (2000), Aceh 9,3 SR (2004), dan Pangandaran 8 SR (2006).

Dengan data ini tentulah bisa dipetakan daerah terdampak. Sedangkan daerah lain yang tidak pernah terdampak langsung tsunami tidak pula bisa mengelak untuk relokali karena tetap ada risiko tsunami yang tidak bisa diperkirakan dengan pasti. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun