Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melancarkan Kritik Melalui Tulisan Bukan dengan Mencaci-maki, Mengejek dan Menghina

5 Januari 2017   16:10 Diperbarui: 31 Januari 2023   10:50 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Dari nama-nama penyakit penyebab kematian ini jelas bahwa tidak ada upaya promosi kesehatan yang bertujuan mencegah penyakit di hulu.

Baca juga: Hanya Genjot Pembangunan Rumah Sakit, Lupa Meningkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Kesehatan

Promosi dan Pencegahan

Dalam sebuah wawancara dengan Prof Dr Ascobat Gani, MPH, pakar kesehatan masyarakt di FKM UI, tergambar jelas bahwa penyakit-penyakit degeneratif bisa ditangani di hulu sehingga kelak tidak jadi penyakit yang mendera warga (Jokowi: Empat Tahun Kita Swasembada Pangan).

Dokter-dokter di Puskesmas semula merupakan ujung tombang untuk promosi (promotif) kesehatan sehingga tercapai pencegahan (preventif), tapi yang terjadi kemudian Puskesmas jadi ‘rumah sakit’ dengan pengobatan (kuratif). Bahkan, belakangan ini beberapa Puskesmas ditingkatkan jadi rumah sakit benaran.

Itu artinya fungsi Puskesmas sebagai ujung tombak promosi kesehatan sudah hilang sehingga jumlah warga yang sakit pun meningkat yang pada akhirnya memerlukan tempat tidur untuk rawat inap di rumah sakit. Dalam kaitan inilah kritik terhadap Pemerintahan SBY yang hanya membangun fisik rumah sakit dengan mengabaikan promosi serta pencegahan penyakit di hulu.

Lagi pula kalau kita mengatakan sebagai orang yang ekspresif dan kritis, mengapa hanya bisa melancarkan caci-maki? 

Baca juga: Disebut-sebut Kritis dan Ekspresif: Kok, Ada yang Hanya (Bisa) Menyerang Pribadi, Fitnah dan Caci-maki?

Itu artinya kritik dilancarkan dengan tidak membabi-buta tanpa kebencian karena dilengkapi dengan data dan fakta terkait dengan persoalan yang dikritik. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun