Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Massa Menceraiberaikan Keluarga Kartam*

8 Desember 2010   01:15 Diperbarui: 30 Januari 2022   20:32 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: gettyimages.com)

Padahal, untuk mencapai masa AIDS ada rentang waktu antara 5-10 tahun sehingga sebelum mencapai masa AIDS seseorang yang HIV-positif tidak menunjukkan tanda-tandayang khusus. Bahkan, banyak yang sudah mencapai masa AIDS tetapi badannya tetap kekar dan tegar.

Penderitaan Kartam dan keluarganya ternyata belum berakhir walaupun mereka sudah pindah nun jauh dari kampungnya karena mereka tidak mengetahui di mana Cece berada.

Rupanya, putrinya patah hati karena pacarnya memutuskan tali cinta mereka. Hal ini terjadi karena ada orang sekampung Cece, yang juga bekerja di lio, yang menceritakan status HIV Cece kepada pacarnya. Pemuda itu sendiri sudah berjanji akan menyunting Cece. “Orang tua mana yang tidak senang mengawinkan anaknya,” kata ibu Cece sambil mengusap air mata.

Penantian Kartam dan keluarganya untuk bisa bertemu dengan Cece tidak sia-sia karena tahun 1999 Cece menemui mereka di kampung halamannya. Rupanya, setelah ‘bertualang’ dari satu lio ke lio lain Kartam dan keluarganya tidak mempunyai pilihan selain pulang ke kampung di Karawang. Tetangga di desa pun sudah bisa menerima Cece dan keluarganya.

Kini, Kartam dan keluarganya sudah kembali tinggal di kampung halamannya. Sedangkan Cece kembali ke Riau dan bekerja di sana. Kartam dan istri serta adik-adiknya pun sudah pernah diajak Cece ke Riau. Tetangga yang dahulu mencaci-maki dan mencibir sudah ada yang menyesal dan meminta maaf. Kartam2 sendiri mengaku memaafkan tetangganya.

Dua bulan kemudian Kartam menerima telepon dari Cece yang mengajaknya ke Riau. Di sana ada pekerjaan sebagai penjaga kebun durian. Kartam pun memboyong keluarganya ke sebuah pulau di sekitar P. Batam di Kep. Riau. “Saya senang bisa berkumpul dengan Cece.” kata Kartam mengenang pertemuannya dengan Cece ketika ditemui Lebaran lalu (2005) di Karawang. Selain menjaga kebun durian Kartam juga menderes pohon karet. Sedikit demi sedikit Kartam mengumpulkan uang. Hasil jerih payahnya dipakainya untuk membangun rumah. Sebagian disimpannya, “Untuk membeli tanah di kampung (maksudnya di Karawang, pen.),” katanya terbata-bata.

Selama dua tahun bersama Cece seakan-akan semuanya baik-baik saja. Kartam sudah membayang-bayangkan akan menjadi petani di kampungnya berbekal simpanannya, ketika itu berjumlah Rp 9 juta dan puluhan ayam kampung. Tapi, tiba-tiba semuanya buyar karena Cece sakit. Menurut Kartam putrinya ‘muntaber’. Bidan yang mereka datangi mengatakan Cece ngidam. Kartam dan istrinya lega. Tapi, ‘muntaber’ datang berulang-ulang. Kalau berobat sembuh. Setelah obat habis sakit lagi. Begitu seterusnya. Akhirnya, mereka membawa Cece ke rumah sakit. “Mereka tidak tahu apa penyakit anak saya,” kata Kartam. Pemeriksaan laboratorium, termasuk rongent, tidak menunjukkanpenyakit yang diderita Cece.

Hampir satu tahun Kartam dan istrinya mengurus Cece yang terus-menerus sakit. Harta Cece dan simpanan Kartam pun ludes untuk membiayai pengobatan Cece. Cece meninggal dunia lima hari setelah Lebaran tahun 2003. Satu hal yang dibanggakan Kartam dan istrinya adalah penduduk di sana banyak yang datang melayat walaupun mereka pendatang.

Setelah acara seratus hari kematian Cece, Kartam memboyong keluarganya kembali ke Karawang. Untuk biaya pulang Kartam menjual barang yang ada, termasuk rumah yang dibangunnya.Rumah yang dibangunnya dengan biaya sekitar dua juta rupiah hanya laku Rp 800.000.

Kini, Kartam dan keluarganya hanya bisa mengenang masa-masa indah dengan Cece di rantau karena Cece sudah pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. ***

Catatan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun