Mungkin itu sebabnya dalam formula dan komposisi vitamin pun, ada pembedaan kandungan vitamin untuk kelompok lansia, yaitu penambahan unsur yang menjaga data kognitif otak. Psst, saya sudah memilih vitamin yang seperti itu, lho.
Kegiatan apa saja yang berkaitan dengan hal di atas?
1. Menyusun Puzzle (teka-teki gambar/ jigsaw puzzle)
2. Permainan Kartu (bridge, solitaire)
Sebuah permainan kartu cepat dapat meningkatkan volume otak di beberapa bagiannya. Sebuah studi menemukan bahwa permainan kartu dapat meningkatkan daya ingat dan keterampilan berpikir.
3. Latihan Menambah Kosakata Baru
Bila kita memiliki kosakata yang kaya, mungkin orang mengira kita cerdas. Namun bukan itu yang poinnya. Latihan atau kegiatan menambah dan memakai kosakata dengan terampil dan cepat merupakan permainan stimulasi otak.
Menurut saya, salah satu praktiknya ya dengan banyak membaca, sering menulis, bahkan sekadar mengisi Teka-teki Silang (TTS). Dulu saya hobi mengisi TTS ini, termasuk yang ada di Koran Kompas Minggu.
Akhirnya kembali ke judul tulisan, "Lima Alasan Melawan Mager Otak", berdasarkan fakta menarik tentang pentingnya latihan otak.
Ini kesimpulan menurut Penulis.
Pertama, mencegah pikun; Itu berat, Gaess.
Kedua, menjaga kapasitas daya ingat; Ingat kisah film "Finding Dory"? Kadang, Penulis punya kemiripan dengan Dory si ikan lucu ini. Lupa pada hal yang barusan terjadi -- istilah kerennya mengalami gejala "short term memory loss" atau "The Dory Syndrome".
Ketiga, meningkatkan kecepatan berpikir, sekaligus mencegah otak lemot;
Keempat, mencegah kebocoran kantong bila kita terpaksa harus menjadi pasien rutin dokter syaraf/ psikiater gara-gara volume otak mengecil;
Kelima (bukan yang terakhir), kehilangan potensi kesempatan mendapatkan Point Rewards Kompasiana. Mana mungkin kita giat menulis artikel bila kondisinya mager otak? Â
Lha, ujung-ujungnya ini koentji menyemangati diri sendiri. Ini menggerakkan Penulis mencambuk diri dan menuangkannya sebagai bagian dari Diary. |Indria Salim - 16 Feb.2021