Hasil tersebut berdasarkan suvey Institut Psikiatri London, Inggris (Kompas, 2008). Penelitian yang melibatkan beberapa sukarelawan itu, menyimpulkan jika para sukarelawan merasa tenang setelah mengkonsumsi es krim. Efek rasa nyaman ternyata berasal dari kandungan utama kalsium yang ampuh merileksasi otot.
Di luar segudang khasiatnya tersebut, es krim memang digemari berbagai kalangan. Tua dan muda, remaja dan anak-anak, semuanya ketagihan sensasinya. Es krim Campina malah masuk daftar penganan wajib di rumah saya.
Selezat Kisahnya
Campina ternyata tak hanya lezat di lidah, kisah di balik kesuksesannya juga menarik untuk dinikmati. Cerita keteguhan pasangan Darmo Hadipranoto dan istri dalam menjalankan bisnis es krim asli Indonesia ini boleh jadi merupakan sumber inspirasi.
Siapa sangka, bisnis yang sudah berjalan nyaris setengah abad itu bergulir dari kayuhan sepeda Pak Darmo. Pada tahun 1972, ia mulai menjual es krim buatannya secara keliling di Surabaya. Ia tekun merintis bisnisnya yang diproduksi di sebuah garasi. Konsistensi yang teruji dan komitmennya pada kualitas akhirnya berujung manis.
Kini, Campina adalah perusahaan yang memiliki pabrik besar berkonsep Go Green di Jalan Rungkut Surabaya. Di pabrik tersebut masyarakat umum diperbolehkan melihat proses pembuatan es krim secara langsung.
Perusahaan ini juga memiliki 30 kantor perwakilan, 30 distributor pihak ketiga, dan 60 titik distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan sejak desember 2017, saham Campina sudah diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sekaligus menjadi emiten ke-565 yang melantai di BEI.
Ah, ingat kisah manisnya tetiba saya jadi terkenang ucapan si sulung saat menyantap es krim kesukaannya. "Ayah, bahagia itu Campina."
Penulis adalah Bapak Rumah Tangga dan Free Writter.
