Mohon tunggu...
Sahabat Sosial
Sahabat Sosial Mohon Tunggu... Penulis - Meraih Keluarga Sejahtera

Pendamping

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Viral, Unggahan Hati Seorang "Pendamping PKH"

17 Juli 2020   16:41 Diperbarui: 17 Juli 2020   16:38 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebahagian bukti kecil potret pendamping PKH Abdya,  tidak hanya sebatas memastikan bantuannya cair dan utuh langsung diterima di tangan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) , daripada itu pendamping PKH Abdya dituntut untuk mampu melaksanakan pekerjaan secara bersamaan seperti Kegiatan Validasi Perluasan,  Pemutakhiran Data,  Verifikasi Kesehatan dan Pendidikan, memastikan data valid dan selalu up to date disetiap bulannya,  sehingga tidak ada satupun KPM yang hilang hak-haknya.

Sebagaimana dengan komponen dan kriteria yang telah dipersyaratkan dalam bantuan ini,  sekaligus secara beriringan, Pendamping PKH Abdya untuk mampu mengedukasikan kepada seluruh genap keluarga penerima manfaat, dengan harapan untuk mampu merubah Mindset atau pola pikir mereka para penerima manfaat, untuk tidak terus-terusan mengeluh dan berharap kepada bantuan pemerintah, sehingga tuntutan,  dan tantangan yang diemban kepada kami sebagai petugas pendamping sosial bukan hanya sebatas materi saja, yang artinya bukan saja memastikan uang bantuannya diterima,  juga memastikan kebutuhan dasar untuk mereka terpenuhi, dari dana bantuan yang telah diterima. 

Selain daripada itu yang sifatnya adalah non materi yang lebih mengarah kepada psikologis seseorang, dimana dari bantuan yang mereka terima,  pendamping pkh Abdya, dihadapkan bagaimana merubah pola pikir masyarakat penerima untuk mampu berpikir lebih maju,  bersikap mandiri dan produktif sebagaimana dengan motto dan tujuan Program ini  Adalah menjadi "Keluarga Harapan" yang menjadi contoh maupun pioner untuk masyarakat disekitarnya sebagai cikal bakal dan embrio sebagai masyarakat produktif, Mandiri dan Sejahtera.

walaupun dalam kondisi rillnya dilapangan keluarga tersebut berasal dari keluarga prasejahtera, disinilah menjadi tata letak perbedaan program bansos PKH dengan bansos lainnya,  sehingga harapan dan target-target Pemerintah dan pencapaian secara nasional dalam menurunkan angka kemiskinan bisa tercapai, sebuah perkara yang tidak mudah memang

perlu taktik dan teknikal secara persuasif, juga perencanaan dan tak terlepas daripada adanya sinergitas dan keterlibatan seluruh pihak dan para lintas sektor yang ada, baik dari sektor Pemerintah, BUMN, Pihak swasta ataupun pihak-pihak lainnya yang bersinggungan dengan masyarakat secara langsung, dalam hal kaitannya untuk pemberdayaan masyarakat,  belum lagi dihadapkan dengan situasi tugas dan tanggung jawab besar lainnya yang harus dihadapi dan diselesaikan sesegera mungkin.

walaupun tugas yang dilaksanakan terkadang diluar tanggung jawab namun sering kali menjadi pemantik sebuah persoalan dalam erat kaitannya dari sebuah program bantuan sosial kepada masyarakat,  namun lagi-lagi batin sebagai seorang pendamping PKH terus diuji, tertantang untuk mampu bekerja secara iklhas untuk terus hadir di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan, yang sering disebut-sebut sebagai program komplementer, dimana mereka (Pendamping PKH) juga dituntut untuk mampu bekerja extra dan memastikan hak-hak mereka sebagai kaum rentan, dapat dirasakan manfaatnya, 

"Maafkan kami (Pendamping PKH) , jika kehadiran kami tidak mampu memuaskan seluruh elemen dan lapisan masyarakat, walaupun kenyataannya kami dituntut untuk selalu bekerja purna waktu,  namun apalah daya kami juga adalah manusia biasa yang lemah yang tidak luput dari kesalahan, yang acapkali kami tidak mampu, diluar batas kemampuan, yang sering kali kami sebagai pendamping tersingkap dan tersungkur dari sebuah kenyataan pahit, namun berkat doa-doa dari saudara kami,  sahabat,  keluarga, juga dari para pejuang sosial lainnya juga doa daripada KPM, kami berusaha untuk terus bangkit dan berupaya tegar.  Kegundahan pun sirna seketika, sepintas terbayang rautan wajah orang tua di bibirnya yang sudah tidak muda lagi (Lansia),  senyuman dan tawa bahagia daripada anak-anak KPM, namun terkadang keniscayaan diri pribadi yang mencoba berupaya untuk tetap tetap kuat,  tegar dan tenang di hadapan para KPM, yang justru terkadang berbanding terbalik dengan kondisi realitas sebenarnya di dalam keluarga, acapkali sering terjadi percakapan dan perseteruan batin baik sebagai pribadi kepala rumah tangga ataupun  sebagai seorang isteri yang sejenak turut hadir terlintas dalam benak fikiran. "Maafkan kami baik sebagai seorang suami juga istri juga untuk anak-anak kami,  yang seringnya abai untuk waktu bersama, ingat Nak,  karena ada ratusan ataupun ribuan keluarga rentan yang saat ini  berada dipundak tanggung jawab Ayah atau Ibu, bukan sekedar mempertanggung jawabkan di dunia saja,  namun juga akan Ayah atau Ibu pertanggung jawabkan di akhirat kelak untuk dihisab dihadapan Allah SWT, sebagai insan yang diberikan amanah untuk menjalankan tugas sebagai Pendamping Sosial PKH"

Salam sayang dan penuh cinta dari kami untuk seluruh Pendamping PKH yang ada di seluruh Indonesia.

Salam Santun, Berintegritas dan Profesional.

Penulis : Korkab PKH Aceh Barat Daya, Aceh (Indra Pratama, ST)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun