Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ini Tantangan Pengembangan Desa Wisata di Bali

6 Februari 2023   19:42 Diperbarui: 12 Februari 2023   13:01 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali.| Shutterstock/Godila via Kompas.com

Sayangnya wisatawan mulai bosan dan merasa desa tersebut tidak ada bedanya dengan desa lainnya. Inilah yang menyebabkan desa wisata memiliki konsep monoton. 

Hanya ada sebagian kecil yang berhasil menemukan kekhasannya sendiri seperti Desa Celuk Sukawati di Gianyar karena dikenal sebagai desa penghasil kerajinan perak. 

# Bentrok Kepentingan Antara Stakeholder

Setiap pemangku kepentingan (stakeholder) pasti memiliki kepentingan masing-masing yang kadang bentrok. Pemerintah berkepentingan dengan adanya desa wisata dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. 

Pembangunan Infrastuktur Di Salah Satu Kawasan Wisata Di Bali | Sumber Situs Indonesia Travel
Pembangunan Infrastuktur Di Salah Satu Kawasan Wisata Di Bali | Sumber Situs Indonesia Travel

Masyarakat ingin kelompoknya diberdayakan dan terlibat dalam pengelolaan sehingga bisa memberikan dampak secara ekonomi. Pihak swasta ingin meningkatkan potensi dengan pembangunan sarana penunjang yang artinya mereka juga berharap mendapatkan keuntungan finansial lebih dari pembangunan tersebut. 

Bagi pemerhati lingkungan berharap pengembangan tidak merusak lingkungan dan bersifat berkesinambungan. 

Adakalanya muncul bentrok kepentingan seperti masyarakat dengan pihak swasta, pemerintah dengan LSM atau pemerhati lingkungan dan sebagainya. Selagi bentrok ini terlalu mendominasi maka pengembangan akan stagnan atau bahkan berada di jalan buntu. 

# Ketakutan Akan Dampak di Masa Depan

Wajar rasanya dalam setiap tindakan akan menciptakan sisi positif dan negatif. Masyarakat kerap mempertimbangkan dampak negatif yang bisa saja terjadi terhadap pengembangan desa wisata. 

Contoh sederhana di masyarakat Bali kerap ada aturan (awig-awig) yang mengikat termasuk di desa. Misalkan aturan bahwa harus bertindak sopan, kebersihan dan menjaga tingkah laku selama di desa. Padahal kita tahu bahwa wisatawan asing ataupun nusantara yang datang ke Bali banyak yang bersikap arogan, cuek, dan tidak mau tahu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun