Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sebelum Jadi Korban, Kenali Yuk Sindikat Penipuan Online

8 Mei 2022   13:32 Diperbarui: 10 Mei 2022   04:05 4981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penipu online. Sumber: Kompas.com

Ilustrasi Oknum Penipu Transaksi Belanja Online | Sumber IDX Channel
Ilustrasi Oknum Penipu Transaksi Belanja Online | Sumber IDX Channel

Mengapa? 

Salah satu manfaat adanya kolom komentar adalah sebagai media interaksi antar penjual-pembeli, mengkonfirmasi spesifikasi produk secara detail atau menyangkut testimoni konsumen yang sudah menggunakan produk/jasa.

Saya sangat sering memperhatikan kolom komentar khususnya testimoni konsumen sebelum membeli produk/jasa. Ini akan menjadi referensi bagi saya apakah produk/jasa sesuai yang disampaikan atau seberapa kuat kredibilitas si penjual. 

Dengan mematikan kolom komentar berarti si oknum khawatir mendapatkan respon atau testimoni dari konsumen yang kecewa atau tertipu. 

Bisa jadi testimoni konsumen yang kecewa membuat orang menyadari produk yang dijual tidak sesuai atau menginfokan bahwa postingan tersebut adalah penipuan. 


Penjual dengan kredibilitas baik tidak akan ragu memunculkan kolom komentar. Meskipun ada respon atau testimoni kekecewaan akan ditanggapi dengan bijak sesuai data dan fakta. 

Misalkan ada konsumen komplain produk yang diterima kemasannya rusak. Setelah ditelusuri ternyata kesalahan justru dari pihak kurir bukan penjual. Tanggapan dan interaksi ini tidak akan banyak mempengaruhi minat konsumen belanja karena saat ini pembeli pun sudah cerdas dalam memfilter informasi. 

Mematikan kolom komentar lebih mengindikasikan kecemasan mendalam dari oknum bahwa akan banyak konsumen kecewa dan menyebarkan info dari produk/jasa yang ditawarkan yang ternyata tidak sesuai. 

Jangan Ragu Meminta Data Penjual Dan Mengkroscek Keaslian

Kini banyak penjual yang berusaha menyakinkan calon konsumen dengan menginfokan data diri seperti KTP atau identitas lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun