Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Waspada! Kenali Jenis-Jenis Penipuan Jelang PPDB

13 Mei 2024   12:04 Diperbarui: 13 Mei 2024   12:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana pendaftaran PPDB (sumber : Tribun Jateng)

Pada bulan Januari lalu, ibu kepala sekolah di sekolah kami hampir saja menjadi korban penipuan yang bermodus salah transfer uang pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Cara kerja calon pelaku penipuan ini bisa dikatakan cukup lihai dan meyakinkan.

Awal mulanya, calon pelaku yang berpura-pura menjadi orang tua wali calon pendaftar PPDB mengirimkan pesan melalui aplikasi whatsapp (WA) kepada nomor kepala sekolah kami, dengan maksud bertanya-tanya tentang fasilitas sekolah dan syarat-syarat yang diperlukan untuk mendaftar, serta biaya uang pendaftaran.

Percakapan chat antara calon pelaku penipuan dengan kepala sekolah kami, berlangsung panjang dan tampak meyakinkan seolah si pelaku tampak seperti calon orang tua wali yang sangat interest untuk mendaftarkan anaknya di sekolah kami. Calon pelaku bertanya banyak hal seperti fasilitas sekolah, akreditasi hingga biaya pendaftaran. Dia mengaku belum bisa berkunjung ke sekolah, karena sedang ada pekerjaan di luar kota.

Hingga akhirnya, dia pun berinisiatif untuk mau membayar uang pendaftaran via transfer ke no rekening yayasan sekolah kami, sebenarnya pembayaran uang pendaftaran bisa saja melalui tunai langsung pada bendahara di sekolah, namun si calon pelaku tetap bersikeras untuk membayar sebagian uang pendaftaran via transfer, padahal yang bersangkutan belum melihat kondisi sekolah, disinilah letak kejanggalannya.

Hingga akhirnya tanpa curiga, kepala sekolah kami pun menyanggupi untuk memberikan no rekening yayasan sekolah kepadanya. Calon pelaku berujar akan mentransfer uang sejumlah Rp 300.000,- ke rekening yayasan sekolah, sebagai uang pangkal pendaftaran PPDB untuk anaknya.


Selang beberapa jam, tiba-tiba pelaku mengirimkan gambar via WA ke kepala sekolah kami yang memperlihatkan struk transfer pembayaran PPDB ke rekening yayasan sekolah, namun pada gambar tersebut tertera jumlah pembayaran sejumlah Rp 3.000.000,-, dan si calon pelaku mengutarakan bahwa suaminya salah mengirim jumlah pembayaran uang pangkal PPDB yang seharusnya akan dikirimkan sebesar RP 300.000,-.

Screenshoot Chat Penipuan Modus PPDB dan Struk Salah Transfer PPDB Palsu di sekolah kami ( sumber : dokpri)
Screenshoot Chat Penipuan Modus PPDB dan Struk Salah Transfer PPDB Palsu di sekolah kami ( sumber : dokpri)

Kemudian, calon pelaku memohon kepada sekolah agar segera mengembalikan balik kelebihan transfer yang dilakukan olehnya, dikarenakan uang tersebut adalah uang proyek di tempat kerja suaminya. Awal mulanya kepala sekolah tidak mencurigainya, dan berupaya membantu kesulitan yang dialaminya. Namun ibu kepala sekolah kami tidak gegabah begitu saja, beliau mengecek riwayat histori pada rekening yayasan sekolah, dan setelah dicek tidak ditemukan bukti transfer sebesar Rp 3.000.000,- pada hari itu.

Setelah itu, ibu kepala sekolah berkonsultasi dengan beberapa guru, termasuk saya perihal kasus ini. Hingga akhirnya kami semua berkesimpulan bahwa perihal tersebut adalah penipuan, walau struk salah jumlah transfer tersebut tampak meyakinkan, meskipun disitu tertera nomor alamat rekening yang dituju dan bentuknya pun tampak seperti struk ATM pada umumnya.

Maka benar saja, setiap kali ibu kepala sekolah mengontak kembali pihak yang bersangkutan, selalu ditolak dan tidak bisa dihubungi kembali. Hingga akhirnya kejadian ini menjadi evaluasi bagi kami untuk lebih berhati-hati terhadap penipuan yang bermodus pendaftaran PPDB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun