Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kerasnya Dunia Magician, Mari Selamatkan Panggung Pak Tarno

29 Juli 2020   10:07 Diperbarui: 31 Juli 2020   03:45 7785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Pesulap Pak Tarno. (Sumber foto: Tribunnews/Herudin)

Kini ketika ada pesulap yang memainkan atraksi ini, saya sudah tidak takjub lagi karena sudah mengetahui triknya. Bahkan ada orang lain yang memberi spoiler kepada orang di sekitarnya ketika dirinya tahu trik yang dimainkan oleh para pesulap.

Ketika orang masih terpukau dan bertanya-tanya cara pesulap melakukan sebuah atraksi maka karier si pesulap akan tetap bersinar. Namun ketika respons penonton terlihat datar seolah sudah tahu trik yang dimainkan maka karier si pesulap ada di ujung tanduk.

Respons Kedua: Yaelah Cuma Gitu Doang?

Respons ini terkesan sederhana namun sebenarnya menusuk perasaan si pesulap. Respons ini muncul karena kita sudah tahu trik yang dimainkan oleh pesulap baik diketahui secara mandiri atau menonton atau membaca trik sulap yang dimainkan. 

Setelah kita tahu trik yang dimainkan, kita akan berpikir itu simpel dan banyak orang bisa melakukannya. Namun pernahkah kita berpikir betapa susahnya pesulap menemukan trik baru? Bahkan ketika trik tersebut belum terbongkar, penonton termasuk saya pasti akan takjub dan bertanya-tanya, kok bisa seperti itu?

Pesulap butuh latihan yang panjang dan kegagalan berulang kali hingga berhasil menyempurnakan trik sebuah sulap. Bermain tipuan kartu, memindahkan benda hingga memunculkan sebuah benda bukanlah pekerjaan mudah. 

Contohnya untuk bermain tipuan kartu, seseorang harus melatih kefokusan berpikir setelah itu melatih kecepatan tangan setelah itu baru memadukan dengan trik sulap. Sangat mustahil jika trik tipuan kartu yang profesional dilakukan hanya 1 kali belajar. 

Wajar ketika ada pernyataan "cuma gitu doang" meskipun dari seorang anak kecil, bisa terasa menyakitkan perasaan si pesulap. Ini karena mereka tidak menghargai usaha pesulap untuk menemukan trik baru dan tiba-tiba muncul penilaian seperti itu karena seseorang membocorkan trik tersebut.

Setelah kemunculan Masked Magician kini banyak bermunculan kanal Youtube yang membongkar trik sulap dibalut unsur komedi. Saya justru tertawa terpingkal-pingkal melihat atraksi komedi sulap seperti ini.

Intinya akan ada satu orang yang memainkan sulap dan membuat kagum penonton tapi tiba-tiba muncul seseorang, bisa teman, keluarga, ataupun orang tidak kenal membongkar trik tersebut dengan ekspresi polos dan tidak bersalah. Akhirnya sang pesulap menjadi malu dan kesal karena triknya dibocorkan.

Acara kanal ini tergolong berhasil menarik minat penonton khususnya mereka yang penasaran terhadap satu trik sulap tapi tidak ingin terlalu serius. Atraksi ini menjadi sebuah informasi baru sekaligus menghibur.

Ironisnya atraksi Youtube ini semakin memperkuat istilah kanibalisme dalam dunia magician. Dalam dunia sulap ada kode etik yang berusaha dipegang teguh yaitu dilarang membongkar trik sulap orang lain atau mengerjai atraksi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun