Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teruntuk Adik Mahasiswa Baru, Kuliah Itu Tidak Seindah Sinetron

24 Juni 2020   10:09 Diperbarui: 24 Juni 2020   10:33 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Realita Kuliah yang Berbeda dengan Ekspetasi. Sumber Fimela.com

Kampus adalah tempat menimba ilmu dan sarana pengembangan diri bukan ajang menunjukkan eksistensi diri

Berdasarkan jadwal akademik, Agustus nanti akan banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Swasta (PTS) yang menyelenggarakan kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) bagi para Mahasiswa Baru (Maba) sarjana dan diploma. Masa ini tentu ditunggu oleh para Maba karena menandakan bahwa mereka secara resmi telah menjadi bagian dari kampus dan bersiap diri menikmati jenjang masa kuliah.

Ada pernyataan yang cukup menggelitik ketika saya dulu menjadi panitia Ospek di Kampus. Secara iseng menanyakan bagaimana kesiapan Maba menghadapi masa transisi dari kegiatan sekolah ke dunia kampus. Tidak diduga banyak jawaban antusias dari Maba seperti tidak sabar ingin hidup mandiri selama kuliah ini. Saya menangkap jawaban ini karena selama kecil hingga lulus sekolah mungkin selalu tinggal bersama orang tua dan belum pernah merantau.

Respon berikutnya ada yang tidak sabar ingin menggunakan pakaian kasual dan tidak perlu berseragam lagi seperti SMA. Jawaban ini masih dapat saya terima dengan akar logika saya karena memang mayoritas PTN dan PTS membebaskan cara pakaian mahasiswanya selagi masih sopan dan wajar. Meskipun sebenarnya ada perguruan tinggi seperti kedinasan yang juga masih tetap menggunakan seragam.

Hal unik ketika ada respon semangat ingin melihat kakak senior yang cantik/cakep dan dosen muda di kampus. Ok fix, otak saya mulai berpikir bahwa ternyata masih ada Maba yang terjebak dengan citra kampus yang termuat di Sinetron.

Terlalu banyak sinetron yang menciptakan citra kampus sebagai tempat eksklusif melebihi perannya sebagai lembaga pendidikan. Contoh sederhana mahasiswa dibuat sangat trendy, dosen diperankan oleh aktor/artis yang memiliki penampilan menarik, hobi nongkrong dengan teman, mengendarai motor sport atau mobil untuk pergi ke kampus. Citra ini terlalu membekas di generasi muda yang berekspetasi bahwa dunia kampus begitu menyenangkan dan tanpa beban.

Ingatlah para adikku tersayang, kehidupan kampus itu tidak seindah Sinetron.

Pada masa Ospek jangan kaget jika sudah ada berbagai tugas yang menanti seperti membuat atribut Ospek, tugas tulisan tentang suatu topik, membawa perbekalan yang terdengar asing dan sebagainya. Tidak hanya itu ketika Ospek pun kita sudah dituntut bangun sesubuh mungkin, melewati aktivitas yang menguras tenaga dan pulangnya pun masih dibekali tugas yang harus dikerjakan seharian. Ibarat badan pegal selama Ospek belum pulih, otak sudah harus berpikir mengerjakan tugas Ospek di hari berikutnya.

Ospek sudah berlalu, drama perkuliahan pun mulai tercipta. Saya ingat beberapa teman kuliah saya ada yang sering menangis karena home sick atau rindu keluarga di kampung. Suasana ini muncul karena biasanya ketika capek, ibu akan senang hati membuatkan minuman atau makanan. Ketika sakit, ibu yang akan sibuk merawat kita, ketika pulang sekolah sudah tersaji makanan enak di ruang makan. Kini semua harus dilakukan sendiri, sakit harus mencari obat sendiri, lapar mencari makan di warung terdekat yang rasa masakannya mungkin tidak seenak masakan ibu, cuci baju sendiri dan banyak hal yang harus dilakukan secara mandiri.

Saya saat menjadi Maba butuh waktu 1 semester untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus. Pada awal kuliah akan banyak kejutan yang membuat saya berpikir, apakah saya salah jurusan? apakah saya bisa beradaptasi dengan kehidupan kampus? 

Sejak awal perkuliahan, dosen datang memperkenalkan diri kemudian meminta kita untuk membuat kelompok, membagi materi berbeda di setiap kelompok, menentukan jadwal presentasi dan tentu saja bahan materi banyak yang harus kita cari sendiri. Ini membuat saya sedikit syok, jika dulu jaman sekolah materi belajar akan sama. Saya masih bisa pinjam buku pelajaran atau buku catatan teman tapi suasana kuliah ternyata tidak seperti itu.

Jangan kaget jika akan terbiasa mendapatkan materi berbentuk powerpoint dari teman kelompok lain. Jika kelompok tersebut ternyata tidak menguasai materi tersebut, ini menjadi tugas berat karena mau tidak mau kita harus mencari tahu ulang tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok tersebut. Ini karena terlalu banyak mahasiswa yang menerapkan sistem kebut semalam sehingga materi tidak disajikan secara maksimal.

Saya ingat betul pengalaman saya melihat teman-teman mahasiswa dari jurusan teknik khususnya teknik sipil membawa tabung gambar kemanapun selama dia di kampus. Bahkan mereka mengerjakan tugas di mushola fakultas atau di sekret himpunan hingga larut malam dan rela tidak tidur agar tugas bisa selesai dan berharap tidak mengulang di semester berikut. Perjuangan mereka hanya untuk lulus mata kuliah begitu berat. Inilah yang perlu dipahami oleh para Maba bahwa tugas berat sebenarnya tengah menanti.

Drama lainnya, jika anda adalah tipe anak yang secara akademik biasa saja dan tidak menonjol. Hal yang akan membuat kaget adalah bermunculan mahasiswa dengan ide pemikiran kritis. Seringkali ketika saya masih mahasiswa semester 1 syok melihat banyak teman yang terlihat kritis dan cerdas dalam berpendapat. Dalam hati saya selalu bilang Wow ketika melihat seorang mahasiswa bisa memberikan sanggahan, pendapat kritis atau sebagainya walaupun seiring waktu juga mulai tahu mana yang berpendapat kritis berdasarkan data/ literatur dan yang berpendapat asal jiplak seenak jidat tanpa dasar keilmuan yang benar.

Hal lain yang membuat kuliah tidak seindah di Sinetron adalah sistem pergaulan yang terkesan ekslusif layaknya sebuah geng sosial. 

Sudah rahasia umum akan muncul geng mahasiswa kritis, geng mahasiswa hedonis, geng mahasiswa traveling, geng mahasiswa kaya, geng mahasiswa 1 kosan dan sebagainya. Ketika mahasiswa dengan kemampuan akademis biasa aja akan susah berbaur dengan geng yang terdiri dari orang kritis dan cerdas dengan IPK cumlaude, begitu pula dengan mahasiswa yang hobi mager akan tidak nyambung dengan yang hobi traveling. Seringkali dalam pembagian kelompok tugas kuliah, kelompok ini akan selalu memilih teman anggota yang sesuai dengan karakter dirinya.

Bila jaman SMA/SMK dulu seakan teman kelas adalah sahabat yang selalu menghabiskan waktu bersama baik suka dan duka. Di perkuliahan tidak akan mendapatkan suasana itu. Bersiaplah jika anda termasuk orang introvert untuk susah menemukan sahabat atau bahkan dianggap aneh oleh teman angkatan. Ini pun terjadi selama saya kuliah ketika ada mahasiswa yang cenderung pendiam justru menjadi bahan perbincangan satu angkatan. Hati terasa kasian melihatnya tapi inilah realita kehidupan kampus. Tidak bisa beradaptasi maka bersiaplah untuk merasakan kesepian.

Kuliah Itu Butuh Perjuangan. Sumber Blog Dintania
Kuliah Itu Butuh Perjuangan. Sumber Blog Dintania

Kekhawatiran saya terbesar bagi para Maba adalah terlalu ekspetasi berlebihan membuat mereka kecewa ketika sudah menjalani masa perkuliahan. Saya sudah bosan mendengar cerita teman yang bilang, "kayaknya saya salah pilih jurusan dah | pusing dengan tugas kuliah, kayaknya enakan nikah aja dah | Bro, aku malas kuliah nih. Titip absen ya | Kuliah itu ternyata ngabisin duit, aku kerja aja dah"

Ketika ada yang cerita salah masuk kuliah kadang saya mikir dua kali. Dulu saat mendaftar apa tidak mencari tahu dulu tentang jurusan yang diambil? atau sebenarnya mereka memang tidak mau berusaha menekuni bidang disiplin yang dipilih sehingga menjadikan salah jurusan sebagai senjata untuk pembelaan diri. 

Alasan tugas kuliah bikin pusing dan enakan nikah aja. Tipe orang ini menurut saya adalah orang yang malas ribet dan ingin cara instan. Padahal realitanya tugas kuliah itu adalah proses belajar dan banyak hal yang diperoleh dari mengerjakan tugas seperti manajemen waktu dan tanggung jawab. Mereka pikir bahwa setelah melepaskan kuliah dan memilih menikah permasalahan yang bikin pusing akan hilang juga. Padahal masalah akan selalu ada selama kita masih diberi nyawa.

Permasalahan titip absen sudah lumrah di dunia perkuliahan. Ini menjadi masalah ketika mahasiwa sudah terlena dengan kebebasan yang akhirnya mereka memilih melakukan aktivitas lain yang menurut mereka menyenangkan dibandingkan perkuliahan. Ini karena banyak kasus mahasiswa titip absen karena malas kuliah pagi, ingin hang out atau ingin beromantis ria dengan pacar.

Quote Penyemangat Kuliah. Sumber OtakAtikOtak.com
Quote Penyemangat Kuliah. Sumber OtakAtikOtak.com

Masa kuliah tidak dipungkiri membutuhkan banyak pengeluaran seperti mengprint tugas, biaya pratikum, beli laptop untuk mengerjakan tugas,beli kebutuhan kuliah dan sebagainya. Namun menurut saya bahwa itu adalah proses yang harus dijalani. Pengeluaran yang besar menuntut kita menghargai hasil jerih payah orang tua yang sudah menguliahkan kita ke jenjang lebih tinggi. Otomatis setelah lulus kuliah ini dapat menjadi motivasi untuk membalas kebaikan orang tua yang sudah mengeluarkan banyak uang selama kita kuliah.

Saya secara personal berharap bahwa para maba untuk terus mencari tahu tentang jurusan/program studi yang hendak diambil dengan detail agar tidak lagi ada kasus putus kuliah di tengah jalan karena merasa salah jurusan atau tidak bisa beradaptasi dengan suasana perkuliahan. Perbanyak sharing dengan orang lain yang lebih dulu kuliah agar nantinya ekspetasi para maba tidak terlalu tinggi sehingga kekecewaan dapat diantisipoasi sedari dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun