Pola pikir oran tua saat ini adalah berusaha untuk menyekolahkan putera-puterinya di jenjang setinggi-tingginya. Tidak sedikit orangtua yang berusaha keras agar anaknya dapat merasakan bangku kuliah dengan harapan dapat menjadi jembatan kesuksesan.Â
Apakah itu salah?
Tidaklah salah karena memang persaingan dalam dunia kerja saat ini sangatlah ketat. Untuk menjadi pekerja kantoran contohnya lebih didominasi bagi mereka yang memiliki riwayat pendidikan di level diploma ataupun sarjana. Kesempatan untuk mereka yang hanya mengenyam bangku SMA sederajat sebenarnya masih ada hanya kuota yang tersedia tidak banyak dan hanya menempati pos kerjaan tertentu saja seperti administrasi.
Realita kadang berkata lain, banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi justru hanya berkutat pada roda perekonomian yang itu-itu saja atau lebih bersifat stagnan.Â
Baca juga: Di Balik Pendidikan Tinggi Seorang Perempuan
Saya tertarik dengan quote Bob Sadino yang menyatakan, "Orang pinter gampang cari kerja, dia jadi karyawan. Orang goblok susah cari kerja, dia buka usaha. Akhirnya banyak orang pintar yang punya bos orang goblok." Ungkapan ini memang terdengar menohok namun memang banyak kasus yang mencerminkan ungkapan tersebut.
Meskipun Mark Zuckerberg dan Bill Gates adalah sosok yang jenius namun karena kecintaannya pada kemajuan teknologi dan informasi telah mematahkan anggapan bahwa mereka yang drop out tidak akan menjadi orang yang sukses.Â
Kenyataan kini justru para lulusan universitas terkemuka hingga para pakar yang ahli di bidang tertentu berebut untuk mendaftar di perusahaan mereka.Â
Kenapa hal itu bisa terjadi?
Orang yang mengenyam bangku kuliah justru sangat susah keluar dari zona nyaman. Di pemikiran mereka, setelah lulus harus bekerja di perusahaan yang prestige. Artinya pola berpikir yang terbentuk adalah, saya harus menjadi pekerja yang digaji oleh orang lain atau perusahaan.Â
Baca juga: Mengapa Pendidikan Tinggi Sangat Penting bagi Perempuan?
Tidak heran, mereka akan sangat tekun dan berusaha mendapatkan IPK setinggi mungkin agar memudahkan dirinya diterima di perusahaan yang diinginkan. Upaya ini membuat kemampuan diri (softskill) serta jaringan menjadi sangat terbatas.
Orang yang berpendidikan rendah di dalam hatinya akan terbesit rasa pesimis untuk bersaing dalam memperoleh pekerjaan. Cara untuk bertahan hidup adalah dengan berusaha menciptakan usaha yang dapat dijadikan tumpuan hidup. Pengalaman hidup ini membuat mereka berusaha untuk bangkit dan berkembang setiap harinya.
Ketika seseorang sibuk menghabiskan masa kuliah S1 selama 4 tahun kemudian S2 selama 2 tahun dengan harapan akan diterima di perusahaan yang baik.Â
Bagi orang tidak merasakan jenjang kuliah, waktu 6 tahun jika digunakan untuk merintis usaha maka kurun waktu tersebut akan membuat  mental terasah, bisnis yang tengah berkembang serta jaringan yang telah luas.
Kini banyak orang yang lulus kuliah S1 dan langsung melanjutkan kuliah S2 justru di saat telah lulus ternyata lebih susah mencari pekerjaan. Banyak perusahaan yang ragu untuk merekrut karena pengalaman kerja yang minim, ekspetasi yang tidak sesuai baik bagi perusahaan yang merekrut ataupun pelamar. Ini pula yang terjadi pada teman-teman saya yang lulusan S2 di mana mereka akhirnya banting stir untuk melamar sebagai dosen atau tenaga pengajar. Alhasil harapan akan sukses secara finansial justru jauh dari harapan.Â
Eka Tjipta Widjaja, tokoh yang berpengaruh dalam dunia properti serta berhasil menjadikan Sinar Mas sebagai lini usaha sukses tidak hanya di Indonesia namun juga internasional tentu dibangun tidak dalam sehari.
Baca juga: Transformasi Pendidikan Tinggi di Tahun 2021
Kegigihan beliau melawan himpitan ekonomi dilakukan dengan berusaha berbisnis secara kecil-kecilan yang dimulai sejak kecil. Berkali-kali merasakan kebangkrutan justru menguatkan mental beliau hingga akhirnya kini menjadi konglomerat dengan kekayaan mencapai triliunan rupiah.
Saya melihat bahwa meskipun tidak berpendidikan tinggi, selagi masih ada niat maju dan mampu melihat peluang. Justru ini menjadi kunci kesuksesan. Terbukti usaha Inul Vizta menjadi usaha karaoke terkemuka di Indonesia.
Banyak generasi muda yang berpikir pesimis atau menyalahkan keadaan mengapa dirinya tidak bisa merasakan bangku kuliah. Namun dengan adanya kisah inspiratif yang didapat dari tokoh yang memiliki background sama justru dapat menjadi penyemangat untuk meraih kesuksesan. Bukan pendidikan yang mengantar kita sukses namun mental dan niat lah yang menjadi kunci utama. Semoga dapat menjadi inspirasi.