Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sering Gagal Seleksi Kerja, Mungkin Ini Penyebabnya

11 Desember 2018   21:48 Diperbarui: 12 Desember 2018   10:38 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dallas Morning News

Selepas lulus sekolah atau kuliah, mendaftar pekerjaan menjadi tantangan tersendiri. Setiap orang memiliki pekerjaan impian masing-masing mungkin ingin menjadi PNS, pegawai swasta, wiraswasta, atau melanjutkan usaha orang tua. 

Tingginya jumlah para pencari kerja memang tidak sebanding dengan lowongan pekerjaan yang tersedia menuntut kita untuk saling berkompetisi untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Tentu lebih banyak jumlah peserta gagal dibandingkan yang diterima.

Saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saat menyeleksi calon pekerja di perusahaan yang saat ini tengah saya geluti. Perusahaan saya bergerak sebagai produsen makanan dan minuman yang cukup ternama sehingga disaat membuka lowongan pekerjaan akan banyak pencari kerja berusaha mendaftar. 

Sebelumnya saya bukanlah seorang HRD ataupun lulusan psikologi yang dikhususkan untuk melakukan proses rekrutmen namun mengingat posisi saya di salah satu divisi maka terkadang mau tidak mau saya ikut terlibat dalam proses penyeleksian tersebut.

Setiap perusahaan sebenarnya berusaha melakukan proses seleksi secara objektif namun tidak dipungkiri tetap akan ada subjektivitas yang lebih mengarah pada insting selama proses seleksi apalagi jika proses seleksi harus melalui beberapa tahapan dan selektor. 

Berikut beberapa hal yang dapat menjadi pegangan bagi calon pelamar kerja agar dapat mengantisipasi hal-hal yang justru dapat membuat dirinya terlempar dari kandidat pekerja ideal di perusahaan. 

Apa yang saya tulis berdasarkan pengalaman saya terlibat dalam proses seleksi dan mungkin saja dapat berguna apabila sobat kompasiana yang ingin mencari pekerjaan setidaknya dapat mengantisipasi bila menemukan karakter interviewer seperti saya. Apa saja itu?

Hindari Jawaban yang Terkesan Tidak Profesional
Pertanyaan umum yang sering kali ditanyakan interviewer adalah, "mengapa tertarik melamar di posisi ini/perusahaan ini?" Saya sering menggunakan pertanyaan ini untuk mengetahui detil alasan mereka melamar. 

Jawaban yang justru membuat mood saya berubah ketika mendengar jawaban seperti: 1) karena saya mengganggur pak; 2) karena perusahaan ini sedang mencari seorang (posisi yang dilamar); 3) kata teman saya, disini sedang ada lowongan; 4) iseng-iseng pak melamar siapa tahu diterima, dsb.

Jenis jawaban itu bukan sekali atau dua kali saya dengar bahkan terbilang sering. Ini membuat rasa ketertarikan saya menjadi berkurang karena saya anggap orang ini hanya ingin mencoba tanpa mengetahui potensi dan klasifikasi yang dibutuhkan. 

Secara personal saya justru mengharapkan jawaban, saya tertarik melamar di perusahaan ini karena ketika melihat lowongan ternyata sesuai dengan keterampilan/kemampuan saya sehingga saya berusaha melamar untuk posisi ini. Apabila saya mendengar jawaban itu akan muncul dalam benak saya, orang ini tahu apa skill yang dimiliki dan sudah paham tentang klasifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Gunakanlah Foto Personal yang Baik
Saat melamar pekerjaan tentu kita harus mengirimkan surat lamaran beserta CV kepada perusahaan. Hal yang seringkali dianggap sepele justru menjadi penyebab banyak pelamar yang tidak dilirik oleh HRD ataupun interviewer yaitu terkait foto personal. 

Memang ada istilah, jangan menilai seseorang dari foto tapi kenali secara langsung (don't judge a book by its cover). Tapi patut diingat dalam realitanya tingkat subjektivitas masih sangat berpengaruh besar selama proses seleksi. 

Saya sempat mengelus dada jika melihat foto lamaran dengan pose santai, menggunakan kaos, berlatar dinding tembok apalagi tampak pintu/lemari kamar hingga foto selfie untuk melamar pekerjaan. Ingat jika sobat melamar di sebuah perusahaan yang prestige atau setidaknya bukan perusahaan abal-abal maka cobalah untuk menggunakan foto dengan tampilan dan latar yang baik. 

Foto adalah representasi awal sosok anda bagi seorang selector. Saran saya gunakanlah jasa studio foto atau latar yang rata dan cerah serta gunakan atribut formal seperti kemeja (bila ada disertai dengan jas dan dasi) bagi pria serta blazer bagi wanita. 

Memang ada pengorbanan biaya namun lihat efek kedepannya, kamu akan terlihat menawan dan lebih dilirik untuk diundang dibandingkan yang menggunakan foto ala kadarnya. Prinsip "Ada Pengorbanan Ada Hasil".

Berpenampilanlah yang Rapi Saat Seleksi Kerja
Ketika sobat diundang untuk seleksi kerja, tempatkan diri sobat sebagai seorang tamu yang baik. Sebagai tamu yang baik maka seidealnya juga harus berpenampilan yang baik. 

Pernah suatu ketika saya menyeleksi para pelamar untuk posisi sopir distribusi. Disaat melintas di depan saya menuju ruang HRD, saya melihat ada yang memiliki rambut poni panjang kesamping alias cakar muka sendiri, menggunakan kaos, bersepatu sandal hingga berpakaian kusut. 

Andai sobat berada diposisi HRD atau pimpinan perusahaan yang bertugas menyeleksi calon pelamar dan menemukan sosok seperti itu, apa reaksi sobat? Jika ada yang menjawab, tidak akan saya terima. Itu adalah jawaban yang sangat menohok. Diposisi saya, mereka akan masuk dalam kategori di pertimbangkan (nilai 40 dari skala 100) karena mereka tidak menghargai pihak yang mengundang.

Saran saya, gunakanlah setidaknya kemeja putih lengan panjang, celana kain, rambut rapi, sepatu formal dan gunakan aksesoris tambahan seperti jam tangan. Ini merupakan cara berpakaian yang lumrah dan terkesan baik bagi calon pelamar. 

Tips dari saya, jika ada melamar untuk posisi staf atau dilevel experience gunakanlah kemeja cerah (tidak harus putih) dan celana kain slimfit bagi pria atau blazer bagi wanita dan gunakan parfum yang sesuai (aroma yang pas) karena itu menandakan anda seorang profesional dan bukan kelas pelamar amatiran.

Tataplah Mata Interviewer dan Jawablah dengan Tegas
Hal lumrah bila peserta menjawab pertanyaan dengan kepala menunduk atau tidak menatap wajah orang yang diajak berbicara ketika diberikan pertanyaan oleh interviewer. Alasan utama karena malu atau masih ada stereotip bahwa menatap orang saat berbicara tanda ketidaksopanan. Hilangkan pemikiran itu justru interviewer ingin melihat sosok anda saat diberikan pertanyaan. 

Orang yang bisa memberikan jawaban yang tegas dan berbicara dengan melihat mata sang penanya (tetap perhatikan tata krama saat menjawab) justru akan memancarkan aura tersendiri. Setiap interviewer akan memiliki penilaian tersendiri.

Sedikit informasi, saya pernah berada di posisi menentukan salah satu dari 2 orang yang menurut HRD memenuhi kriteria. Ketika salah satu bisa memberikan jawaban yang baik serta mencoba menatap saya saat menjawab maka saya memberikan catatan positif dibandingkan peserta lain yang masih tampak malu-malu. 

Tipsnya adalah ketika sobat sudah berada di tahap interview, anggap sobat adalah sosok yang dicari perusahaan dan bisa diandalkan. Jika sobat sudah bisa menempatkan hal tersebut maka secara otomatis akan lebih percaya diri saat menjawab pertanyaan.

Realistislah dalam Melakukan Negosiasi
Jika sobat sering gagal dalam seleksi tahap akhir khususnya dalam interview negosiasi maka mungkin permintaan sobat kurang realistis dimata manajemen perusahaan. Misalkan anda seorang fresh graduate namun anda meminta gaji layaknya staf yang sudah bekerja 1-2 tahun. Anda melamar diposisi supervisor namun meminta gaji dan fasilitas layaknya manager. 

Ini yang membuat manajemen akan berpikir berulang kali untuk merekrut anda terkecuali anda memiliki keterampilan yang khusus dan tidak semua orang bisa memilikinya. 

Bagi sobat yang fresh graduate janganlah terlalu idealis dalam meminta gaji tinggi. Tempatkan gaji dalam urutan kedua, ketiga atau selanjutnya selama sobat mengganggap gaji yang diberlakukan perusahaan masih bisa mencukupi kebutuhan bulanan. 

Carilah pengalaman terlebih dulu karena dengan berbekal pengalaman, ada kemungkinan gaji akan disesuaikan oleh perusahaan ataupun menjadi modal bila mendaftar diperusahaan lain.

Demikian sedikit pengalaman yang dapat saya bagikan kepada sobat pembaca yang mungkin berada diposisi menyerah atau bertanya mengapa saya sering gagal dalam seleksi pekerjaan. Mungkin saja salah satu penyebabnya ada di ulasan yang saya berikan. 

Perlu diperhatikan bahwa ulasan saya ini hanya bersifat dari pengalaman saya saat melakukan proses seleksi pelamar kerja. Ulasan ini hanya menjadi masukan semata dan bisa dilengkapi oleh pengalaman sobat selama melakukan proses yang sama di kolom komentar. Semoga Bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun