Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Agar Anies Tetap Menjadi Gubernur Jomblo

20 September 2019   10:55 Diperbarui: 22 September 2019   11:06 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies terlihat lebih sehat dan berisi, ketimbang menjelang pelantikan. Saat itu, Anies sedang diet makanan tertentu. Bobot badannya berkurang drastis. Lemak di dalam perutnya menipis. Tubuh Anies yang menyebut diri sebagai "kaum berseragam" terlihat lebih atletis, ketimbang saat kampanye Pilgub 2017.

***

Tak heran, posisi Anies yang jomblo tak banyak berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan. Anies memang tidak seatraktif pimpinan daerah favorit lain, seperti Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Zulkieflimansyah (Gubernur Nusa Tenggara Barat), atau Bima Arya Sugiarto (Wali Kota Bogor). Kepala daerah lain perlu sedikit "caper" atau malah hingga "jungkir-balik", agar mendapatkan pemberitaan pers atau menjadi viral di media sosial.

Anies? Malah sebisa mungkin menghindari pers sebanyak-banyaknya, biar tak menghadapi serbuan "Warga Negara Jempol", "Warga Negara Cuap-Cuap" ataupun "Warga Negara Kreator Meme". Apapun yang dilakukan Anies, atau yang tak dilakukan Anies, sudah memiliki pangsa pasar tersendiri. Jumlah yang benci dan rindu dengan Anies relatif seimbang. Itupun diwakili oleh nama-nama raksasa yang dikenali di ranah media sosial.

Kenyamanan suasana kejombloan itulah yang menyebabkan isu pengganti Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Wagub DKI Jakarta menjadi terpinggirkan. Malahan, makin tidak relevan. 

Sekarang, makin masuk ke lingkaran elite. Bahkan, hanya masalah dua orang, yakni Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Habib Salim Segaf Al-Jufri dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Prabowo Subianto. Lingkaran ring satu kedua tokoh itu, makin hari malah ikut bingung alias tak lagi seyakin masa kampanye pilpres tatkala bercakap tentang Cawagub ini.

Sandiaga Uno adalah pasangan lahir-batin Anies Baswedan. Pasangan yang dalam posisi psikologis "kawin paksa" dalam semalam menjelang pendaftaran Cagub-Cawagub. Pasangan yang dalam konteks sebelum Pilpres digelar. Pasangan yang saling belajar kilat ketika kampanye berjalan, plus menjalankan pemerintahan setahun pertama.

Per hari ini, pengertian "pasangan serasi" sudah tak bisa lagi digunakan. Sandi sudah lahir sebagai sosok yang kian mampu dipahami publik. Karakter Sandi perlahan-lahan menjelma sebagai kekuatan diri sendiri, ketimbang pergunjingan publik dengan informasi terbatas dalam siklon politik. Sesuatu yang baru sekadar potensi diri ketika menjadi Wagub DKI Jakarta, kini sudah menjadi butir pemikiran, sistem nilai, gerak langkah, warna kebijakan, hingga postulat hidup. Seseorang yang kesulitan meraih angka minimal popularitas 7% setelah dua tahun "blusukan" sebelum tahapan pilgub dimulai.

Bisa saja turbulensi politik memasangkan lagi Anies - Sandi. Tentu dengan catatan tak ada sosok yang bisa dijadikan Wagub Pilihan Dua Tokoh Nasional. Jika itu kejadiannya, kalau memang Anies-Sandi bersatu kembali, publik tak lagi melihat sepasang Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, melainkan -- saya langsung saldo dengan gegabah -- sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024-2029. Publik tak lagi melihat siapa yang pantas menjadi nomor satu atau nomor dua. Bisa saja Sandi - Anies atau Anies - Sandi.

Hanya dalam waktu dua tahun, Anies - Sandi sudah selesai menjadi individu-individu yang berada pada puncak piramida lapisan pemimpin level nasional. Anies - Sandi sudah tak lagi terbatas sebagai tokoh lokal atau sosok daerah. Tak ada yang bakal mencibir, ketika keduanya disebut sebagai tokoh nasional dalam antrean. Dan itupun dengan kriteria tambahn: bukan tokoh nasional yang sedang memudar atau hendak memupus.

Dalam lingkaran sinaran matahari harian, Anies - Sandi adalah dua tokoh nasional yang berada pada kondisi pukul 10.30 atau kurang. Keduanya belum berada di puncak ubun-ubun kepemimpinan harian. Apalagi sedang beranjak menuju sore, miring ke arah senja dan tenggelam dalam kelam malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun