Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Apa Kabar, Mantan?

21 Oktober 2022   13:03 Diperbarui: 24 Oktober 2022   22:31 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dea pun melangkah pergi, sedangkan aku masih memilih-milih kemeja dengan teliti. Kutukar label harga gaun yang dipilih Dea dengan label harga yang lebih murah. Dan melangkah menuju kasir untuk membayar.

Namun nahas, dua orang security begitu sigap membawaku ke ruang pemeriksaan. Mereka mengambil gaun dan kemeja di tanganku. Menatap sinis dan berkata,"Mas, mau bayar di sini atau di kantor polisi?" 

Dengan tenang, ku keluarkan dua buah label harga dari saku. Merogoh dompet, dan membayar sesuai harga yang tertera. Mereka pun membiarkanku pergi dengan damai. 

Dan aku pun bergegas menuju parkiran, sebelum mereka menyadari, bahwa label harga yang kubayar, tak lebih mahal dari yang kutukar. 

Dea menyambutku dengan senyuman, menggeleng, dan menepuk keningnya. Ia sepertinya tahu kelakuan bengal yang kulakukan. "Kau harus membayar saat kau kaya, Dion," ucapnya. 

"Seandainya Dea masih ada, tentu pertemuan ini bakal lebih asyik."

Ilustrasi perempuan dengan bunga krisan di tangan (Gambar: CDD20 via Pixabay)
Ilustrasi perempuan dengan bunga krisan di tangan (Gambar: CDD20 via Pixabay)

Kata-kata Ronald menghempaskan lamunanku. Dan kerinduanku pada Dea sepertinya sudah mencapai klimaks. 

Entah akan terbayar atau tidak. Meski pun ia sudah bahagia dengan yang lain. Paling tidak, aku bisa berbagi cerita dengannya tanpa berharap apa-apa.

"Ronald, kau tahu kabarnya sekarang?" 

Tiba-tiba Ronald terlihat bingung dengan pertanyaanku, Ia memandang seolah aku salah bicara. Matanya memicing. Bibirnya berdecak. Dan menyiratkan rasa tak percaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun