Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nona Berhati Kaca

28 April 2021   13:56 Diperbarui: 28 April 2021   13:56 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nona Berhati Kaca (Foto: StockSnap Via Pixabay)

Lukas dan Tere, sudah lebih dari dua tahun saling mengenal. Di mata orang-orang terdekat, hubungan mereka sudah lebih dari sekedar teman kerja. Kadang Lukas merasa cemburu, jika ada turis asing atau lokal yang mencoba menggoda Tere. 

Namun, tak berlaku sebaliknya. Bahkan Yabes menyebut keduanya seperti air dan minyak di luar pekerjaan. Sedangkan saat bekerja, laksana air dan gula. 

Tentu saja, Tere adalah gula. Meskipun hanya Lukas, yang selalu saja larut dalam perasaan. 

Seminggu berlalu, matahari bersinar di pantai Ermun. Nyiur pantai menari-nari di bawah langit biru. Debur ombak, tenang berkejaran di bawah awan-awan putih selembut satin. Sepasang kekasih, terlihat menikmati suasana dari atas perahu. Lukas dan Tere, duduk di pasir pantai menikmati sejenak waktu luang. 

Duduk di dekat pujaan hati membuat Lukas grogi. Memberanikan diri, ia melirik pada Tere dan mulai membuka obrolan. Mulanya, Lukas berbicara tentang tamu yang dia kira turis asing. Ternyata saat diajak berbicara, logat Tegal yang dia dengar. Memang, saat ini bukan jamannya menilai orang dari tampilan fisik. 

"Selama ini, apakah sa' su kas'nyaman, Nona?" Lukas semakin lama berbicara, semakin terbawa suasana.

"Ya Kaka, lebih nyaman lai. Kalau panggil sa Tere, cukup," jawab Tere. 

"Eh, lebih mesra panggil Nona atau Adek, toh" ucap Lukas. 

Tere hanya melemparkan senyum, tetapi tatapan tak lepas ke ujung lautan. Lukas memandang ke arah yang sama. "Apa yang ko lihat di ujung laut?" gumam Lukas. 

Siang di kantor travel guide, Yabes melihat Lukas yang tengah sibuk di layar komputer. 

"Rajin, Kaka. Buat apa? tanya Yabes. 

"Prospek, Kaimana tra boleh kalah deng Raja Ampat," jawab Lukas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun