Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pindahan

27 April 2021   13:26 Diperbarui: 27 April 2021   13:56 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia berguling-guling mencari posisi enak. Kadang memeluk bantal, dan sesekali melepaskannya. Hingga, Ana berguling ke arah Vivi. Barulah tenang dalam rangkulan. 

"Tubuh Bunda kok dingin," Ana kian erat memeluk Vivi. 

Tak lama, Ana merasa haus dan berjalan menuju dapur. Mencari lemari es, berjalan mengendap-endap. Ana segan membangunkan Ibunda. Ia tahu, hari ini Ibunda lelah membersihkan rumah. 

"Bundaaaa!! Bunda!!!"

Jeritan histeris Ana memecah kesunyian malam. Dengan tubuh gemetar, Ana terlihat sangat ketakutan. Kaki kecilnya tak bisa bergerak, wajahnya pucat pasi dan air mata mengalir deras. 

Tangis Ana kian keras, kala Vivi memeluk anak gadisnya. Vivi terlihat bingung, "apa gerangan yang telah terjadi."

Dengan sabar, Vivi menenangkan Ana. Ia tak henti membelai rambut dan mencium anak gadisnya. Di depan lemari es, di sudut dapur. Ana, masih gemetar dalam pelukan. 

"Bunda, bunda. Siapa, siapa yang tidur di kamar?" dengan nada terbata-bata, Ana bertanya pada Vivi. 

Ana mencoba menjelaskan kejadian yang dialami. Ia menunjuk-nunjuk ke arah kamar. Namun, lidahnya seakan kelu. Ketakutan masih menyelimuti hatinya. Dan Vivi, merasakan detak jantung anak gadisnya berdenyut begitu kencang. 

"Assalamualaikum, Bunda," Idan mengucapkan salam, seraya membuka pintu. 

Ana, meloncat dari pelukan Vivi dan berlari menyongsong sang ayah. Ia memeluk dan membenamkan wajahnya dalam-dalam. Hal itu, membuat Idan bertanya-tanya. 

"Bun, ada apa dengan Ana? kenapa terlihat ketakutan?" tanya Idan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun