"Asalnya dari pohon diatasku pastinya, mari kita nikmati bersama, wahai rusa," ucap Etan, mengajak rusa menikmati buah tersebut.
Rusa yang memang belum sempat sarapan dari rumah, merasa lapar dan tergoda oleh ajakan Etan.
Namun disaat ia akan mengambil salah satu buah, sang banteng kembali dari tugasnya menangkap kelelawar dan mencegah rusa.
"Hai rusa, itu adalah buah-buahan hasil kejahatan kelelawar dan kau akan ku tangkap juga jika berani mengambilnya," sergahnya.
"Hai banteng, jangan khawatir tak ada yang tahu asal buah-buahan ini, selain kita bertiga disini," ucap Etan.
Banteng dan rusa saling bertatapan dan mereka pun berpikir, bahwa tidak ada salahnya memakan buah-buahan hasil kejahatan kelelawar, toh kelelawar sudah dikurung.
Akhirnya, mereka bertiga menikmati buah-buahan tersebut dan mulai saling mengakrabkan diri.
Kejadian tersebut, terulang kembali dikemudian hari dan tanpa rasa bersalah, mereka melakukan perbuatan tidak terpuji.
Hingga sang cheetah merasa curiga, karena buah-buahan hasil kejahatan kelelawar yang harusnya dikembalikan pada hewan yang berhak, jumlahnya sangat sedikit sekali.
Hal itu, mengakibatkan kelaparan pada hewan-hewan yang seharusnya dapat bagian dari hasil panen yang dijarah oleh kelompok hewan rakus lainnya.
Sampai suatu hari, cheetah menyaksikan rusa, banteng dan Etan sedang berpesta pora dengan buah-buahan hasil kejahatan kelelawar.