Mohon tunggu...
Indra Wibisana
Indra Wibisana Mohon Tunggu... Diisi

Saya suka bertanya, kadang sampai debat tapi kadang-kadang aja. Saya suka topik humaniora, selebihnya kadang-kadang aja.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kutip, Sadur, dan Terjemah

16 Oktober 2013   21:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13819300421735028655

Minggu lalu, Admin Kompasiana menghapus artikel saya yang berjudul "[Saduran]Shane Koyczan: Sampai Hari Ini" dari kanal puisi.  Kemudian saya menerima pesan sebagai berikut:

[caption id="attachment_272370" align="alignleft" width="600" caption="Message dari Kompasiana"][/caption] Apaaa? Yang bener aja nih admin? Bagian mana dari tulisan saya yang merupakan kutipan? Sudah jelas-jelas saya tulis bahwa puisi tersebut adalah puisi saduran. Sudah jelas-jelas saya sertakan tautan menuju sumber aslinya, bahkan menyebut pengarang aslinya. Saya tidak merasa mengutip sebenarnya, saya mencoba mengirim pesan kepada admin, dan yah tidak ada tanggapan. kacang.... kacang.... Saya baca ulang Tata Tertib Kompasiana: Ketentuan Konten. Bingung deh, saya 'gak tahu salah saya di mana, dan yang dianggap kutipan oleh admin itu yang mana.

Saya cek juga KBBI Daring, dan akhirnya saya benar-benar yakin bahwa kutipan dan saduran adalah dua hal yang berbeda. Dalam Tata Tertib Kompasiana tidak disebutkan tentang saduran, apa mungkin ini perlu diupdate?

Apa dianggap plagiarisme? Apaaa? Setahu saya plagiarisme itu adalah kalau mengklaim hasil saduran sebagai karya sendiri. Kan sudah jelas saya sebut nama pengarangnya.

Baiklah, jadi karena tindakan admin tersebut saya jadi meyakinkan diri (sebelumnya sudah tahu berdasarkan pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah), bahwa mengutip (dalam konteks ini) adalah mengambil perkataan atau kalimat dr buku dsb; memetik karangan dsb; menukil, sedangkan menyadur adalah menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar cerita, biasanya dr bahasa lain. Saya ambil definisi dari KBBI Daring yang relevan dengan penulisan sebuah artikel, sedangkan arti lainnya silakan dilihat pada KBBI Daring.

Perbedaan utama antara mengutip dan menyadur adalah bahwa dalam menyadur, seorang penyadur tidak mengambil begitu saja sebuah kalimat, melainkan melakukan penyusunan kembali, dan biasanya berasal dari bahasa lain. Menyadur dapat dibandingkan dengan menerjemahkan, perbedaannya adalah bahwa dalam menyadur, seorang penyadur berusaha mempertahankan "rasa" sebuah karya literatur, sehingga ketepatan harfiah tidak dijadikan prioritas. Menyadur lebih banyak digunakan untuk karya literatur fiksi, sastra, prosa, dan puisi; sedangkan menerjemahkan lebih banyak digunakan untuk karya non-fiksi, ilmiah, berita, laporan, dan sejenisnya. Saduran dalam bahasa Inggris disebut adaptation sedangkan terjemahan disebut translation.

Mengutip, menyadur dan menerjemahkan ketiganya rentan terhadap plagiarisme. Yang membedakan adalah tindakan plagiarisme dan bukan adalah plagiarisme menciptakan kesan seolah-olah tulisan tersebut adalah hasil karyanya sendiri.

Kembali ke curhat saya lagi, aduh admin alasan menghapusnya kok aneh, saya belum bisa terima. Kesannya saya ini bego banget 'gak baca tata tertib. Terus 'gak tahu bedanya antara kutipan dan saduran. Plis deh, min. Saya curiga ini ada personel admin baru yang sotoy.

Baiklah, karena saya udah terlanjur bete sama keputusan admin ini, dan admin yang 'gak responsif terhadap pertanyaan maupun sanggahan saya, tadinya saya mau menayangkan ulang hasil saduran saya. Tetapi dari pada bete dua kali, terus malah disuspend oleh admin, saya batalkan niat saya menayangkan hasil saduran tersebut sampai jelas kesalahan saya di mana. Eh iya, saya masih merasa 'gak salah, tapi mungkin juga saya salah, tapi 'gak sadar.

Untuk sementara hasil saduran saya dapat dilihat dari alamat ini: Shane Koyczan: "Sampai Hari Ini" ... untuk yang tertindas dan yang indah Oh iya, saya baru bergabung sebagai TED Translator, kebetulan puisi ini keren banget menurut saya, dan saya ingin membaginya dengan orang Indonesia yang belum bisa menikmatinya karena kendala bahasa. Walaupun resminya disebut translator, tetapi berdasarkan pedoman gaya penerjemahan TED, untuk terjemahan puisi sangat layak disebut sebagai saduran.

NB: Sebelumnya saya juga mencoba bertanya kepada admin tentang penggunaan perintah iframe di Kompasiana, tapi tidak ada tanggapan juga.... krik.... krik.... krik. Apa ada rekan Kompasianer yang bisa membantu saya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun