Mohon tunggu...
Indira Bashirah Rengganis
Indira Bashirah Rengganis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Gizi Universitas Airlangga

Mahasiswi S1 Gizi Univesitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Emotional Eating pada Mahasiswa: Mengatasi Pola Makan yang Terganggu oleh Emosi

1 Juni 2023   22:11 Diperbarui: 1 Juni 2023   22:16 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Surabaya - Emotional Eating, atau kecenderungan untuk mengonsumsi makanan sebagai respons terhadap keadaan emosional, merupakan masalah umum di kalangan mahasiswa. 

Ada banyak alasan mengapa mahasiswa sering mengalami emotional eating : 

1. Adanya tekanan akademik : Mahasiswa kerap mengalami tekanan akademik selama duduk di bangku perkuliahan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang mengeluh mengenai tenggat waktu tugas yang diberikan, tingkat kesulitan ujian, hingga adanya persaingan akademik yang terjadi di kampus. Tekanan akademik ini dapat memicu keinginan untuk selalu menghibur diri melalui makanan. 

2. Kecemasan atau depresi : Masih berkaitan dengan alasan yang pertama, mahasiswa juga sering mengalami masalah mental seperti kecemasan atau depresi yang dapat memengaruhi pola makan mereka. Kecemasan dan depresi tersebut diakibatkan dari adanya tekanan akademik yang dirasakan oleh para mahasiswa. 

3. Rutinitas yang tidak teratur : Jadwal kuliah yang padat, pola tidur yang tidak teratur, serta kurangnya waktu untuk mempersiapkan makanan sehat sering kali membuat mahasiswa lebih memilih untuk memesan makanan cepat saji dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. 

4. Lingkungan yang baru : Banyak mahasiswa yang merantau untuk pertama kalinya saat memasuki perguruan tinggi, menghadapi perubahan lingkungan, dan rutinitas harian yang baru. Dalam situasi seperti ini, mahasiswa sering menjadikan penggunaan makanan sebagai cara untuk mengatasi kecemasan dan ketidakpastian.

5. Kebosanan : Mahasiswa sering menghabiskan banyak waktu untuk melakukan tugas akademik maupun organisasi. Rutinitas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan. Untuk mengisi kebosanan, para mahasiswa sering mencari kepuasan sementara melalui makanan yang menggugah selera. Bennett, Greene, dan Barcott (2012) mengatakan bahwa rasa bosan dapat menjadi salah satu penyebab individu melakukan emotional eating. 

Emotional eating ini adalah penyebab dari konsumsi makanan dalam jumlah berlebihan, terutama makanan yang tinggi kalori, gula, atau lemak yang tidak sehat.

Perilaku makan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Schupp dan Renner (2011) menyebutkan bahwa faktor fisiologis seperti kelaparan dapat menentukan perilaku makan kita. Faktor yang lain disebut sebagai "isyarat makanan" yaitu seperti bau atau penampilan makanan. Berikutnya adalah keadaan emosi positif atau negatif juga berpengaruh kuat dalam mendorong perilaku makan. Makanan sering kali memiliki kemampuan untuk meredakan stres emosional. Pendapat yang sama terkait pengaruh emosi pada perilaku makan manusia diungkapkan oleh Bruch (1973) dan Slochower (1983) yang membagi teori mengenai emotional eating ini menjadi dua asumsi inti: Pertama, emosi negatif meningkatkan motivasi untuk makan (kadang-kadang dialami sebagai keinginan yang kuat) dan selanjutnya mendorong kemampuan untuk makan. Kedua, makan mengurangi intensitas emosi negatif. 

Kasus emotional eating pada mahasiswa tentunya berdampak signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik mereka. Pola makan yang tidak sehat, berlebihan, dan didasarkan pada emosi dapat menyebabkan peningkatan berat badan, masalah pencernaan, dan gangguan makan. Di sisi lain, ada pula beberapa mahasiswa yang ketika dalam keadaan stres akan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit atau bahkan tidak makan sama sekali (Wijayanti, Margawati, & Wijayanti, 2019 dalam Gryzela, E. (2020)). Sehingga, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan memengaruhi berat badan mahasiswa tersebut. 

Dengan mengetahui fakta-fakta di atas, penulis menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi emotional eating versi mahasiswa : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun