Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jaga Keseimbangan Dua Zat Ini dalam Tubuh

23 Januari 2017   22:38 Diperbarui: 23 Januari 2017   22:54 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan sebuah studi yang ditayangkan di The Journal of Personality and Social Psychology tahun 2016, para pimpinan perusahaan yang memiliki tanggung jawab paling besar memiliki kadar testosterone tertinggi dan kortisol yang terendah, tanpa pandang jenis kelamin, laki atau perempuan.

Penelitian lain menemukan bahwa para pimpinan perusahaan yang memiliki tanggung jawab terbesar kurang memiliki akurasi empati. Mereka tidak terlalu mampu menebak kondisi emosi orang lain. Merekapun lebih mampu menerima berbagai jenis kemampuan dari kelompok yang berbeda-beda.

Testosterone berkontribusi pada sikap pemimpin yang berani take action. Terlalu tinggi bisa membuat seseorang agresif dan terlalu berani ambil resiko. Terlalu rendah membuatnya tidak percaya diri, takut mengambil tindakan dan tampil lemah ketakutan di hadapan orang lain.

Kortisol penting dalam menaggapi bahaya dan ancaman. Terlalu tinggi membuat seseorang sangat stress, semua perubahan dianggap sebagai ancaman, semua orang bisa jadi seperti dinosaurus. Berbagai emosi yang tak menguntungkan, seperti marah dan takut akan muncul. Terlalu rendah membuatnya tak mampu mengantisipasi krisis. Dalam kondisi bahaya ia santai saja.

Kombinasi kortisol yang cukup rendah dan testosterone yang cukup tinggi membuat seseorang mampu cepat mengantisipasi perubahan, beradaptasi, mengambil tindakan di waktu yang tepat, tampil percaya diri dan tetap empati.

Jenis pemimpin dilihat dari kombinasi kortisol dan testosterone:

  • testosterone tinggi, kortisol rendah: jenis pemimpin yang paling efektif. Mereka percaya diri, tampil berani, mampu mengambil resiko, tahan stress, proaktif dan cepat bereaksi terhadap kondisi.
  • testosterone rendah, kortisol rendah: kalem, tenang, dan tidak cepat bereaksi saat mereka harus bereaksi terhadap perubahan tuntutan kondisi.
  • testosterone tinggi, kortisol tinggi: mereka tak mampu menghadapi stress, sangat agresif, tidak fokus, dan cepat tersinggung.
  • testosterone rendah, kortisol tinggi: mereka sangat stress dan resah, tak tampil percaya diri

Jadi, kepemimpinan dan kesuksesan adalah juga soal hormon. Bagaimanakah agar kita dapat mencapai level testosterone dan kortisol yang seimbang?

The Power Pose

Bersikaplah sebagai seorang pemimpin yang mampu menguasai dirinya sendiri dan kondisi apapun. Senyum, tegap dan tegak, siap merangkul dan bekerja sama dengan siapapun yang ditemuinya. Posisi badan dan gaya kita berdiri, duduk dan berbicara turut mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh kita. Motion determines our emotion, gerakan tubuh kita menentukan emosi kita. Jadi jaga selalu sikap, raut muka dan tatapan seorang pemimpin, persis seperti pemimpin ideal yang kita inginkan.

Ambil kesempitan sebagai kesempatan

Mereka yang berhasil adalah mereka yang mampu berfikir paradoks, mengambil kesempatan dalam kesempitan dan tenang dalam kelapangan. Semua krisis adalah emas, karena hidup adalah permainan besar yang menyenangkan.

Banyak mendekat kepada Sang Maha Kuasa

Semua yang tak mungkin bagi kita adalah urusan kecil bagiNya. Hanya izinNya lah yang perlu didapat. Berdoa sebanyak-banyaknya, cari perhatianNya dan mendekatlah padaNya. Kalau diberi alhamdulillah, kalau tidak artinya tidak baik bagi kita pada saat ini. Ikhlas saja. Sigap maksimal, dan hasilnya terserah Sang Maha Menentukan. Kita bisa memilih menjadi penerima dan manusia yang penuh syukur.

Makan sehat dan tepat saat.

Camilan berkadar gula dan/atau garam tinggi sangat mengganggu keseimbangan testosterone dan kortisol. Begitu juga lemak jahat, minuman berenergi dan berkafein tinggi, makanan/minuman manis-manis, dan 4P (Pemanis, Pengawet, Perasa, Pewarna).

Minum air putih yang banyak, sesuai kebutuhan tubuh. Perbanyak serat, rumput laut, makanan/minuman sehat fermentasi untuk dapatkan priobiotik alami. Makanan yang mengandung magnesium dan vitamin B pun penting untuk dicari. Hindari alkohol, dan rokok.

Olah raga

Testosterone membutuhkan sprint, angkat beban, jumping jack. Kortisol membutuhkan olah raga yang menenangkan dan menyatu dengan alam. Kombinasikan keduanya dalam rutinitas hidup kita. Yoga bisa membantu menjaga keseimbangan keduanya.

Hubungan sosial yang sehat

Jangan sampai kesibukan pekerjaan membuat pemimpin tak lagi punya hubungan sosial yang menyenangkan. Persahabatan, pertemanan membuat seorang pemimpin lebih mampu mengelola stress. Jaga silaturahmi, jaga rejeki.

Afirmasi positif

Katakan pada diri sendiri:

Saya mampu menguasai perasaan, perkataan dan perbuatan saya untuk selalu menjadi pembawa rahmatNya dalam setiap situasi.

Saya menerima semua ide dengan pikiran terbuka.

Saya menikmati setiap detik hidup, damai dengan masa lalu dan optimis menghadapi masa depan.

Saya dilindungi Sang Maha Pelindung, saya selalu berusaha mendekat padaNya, dan bagiNya tak ada yang tak mungkin. Saya ikhlas menerima ketentuanNya.

Saya menerima semua rizki, bantuan dan karuniaNya yang dilimpahkanNya melalui semua orang yang ada di sekitar saya, melalui kebaikan maupun teguran dan kesempitan. Saya syukuri semuanya. Alhamdulillah.

Jadi, dengan daftar di atas, bagaimanakah kita dapat menggapai sukses dengan lebih baik lagi?

Dan bagaimana kita dapat terus meningkatkannya setiap hari menjadi lebih baik lagi, demi sukses yang lebih besar lagi?

Sumber:

Your Brain on Hormones: How Neuroscience Can Make You a Better Leader, http://www.gethppy.com/leadership/neuroscience-can-make-better-leader

9 Signals Your Hormones May be Hijacking your Leadership, http://charlesstone.com/9-signs-your-hormones-may-be-hijacking-your-leadership/

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun