Mohon tunggu...
Indira GhinaAndini
Indira GhinaAndini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang minat pada psikologi dan menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Pendakian Gunung Puntang Berubah Menjadi Petualangan Menuju Gunung Burangrang

24 Oktober 2023   23:35 Diperbarui: 24 Oktober 2023   23:48 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa-masa remaja akan jauh lebih indah jika melakukan berbagai kegiatan menarik bersama teman terdekat. Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang jika dilakukan saat remaja akan menjadi kenangan yang indah. Bukan hanya sekedar mendaki sampai puncak gunung dan menikmati pemandangan yang indah sepanjang jalan, banyak hal yang dapat di ambil, salah satunya adalah menjadi berani mengambil risiko. Perjalanan menuju puncak gunung banyak melatih kesabaran dalam menghadapi rintangan di sepanjang jalan. Namun, semua perjuangan itu akan terbayarkan dengan ke indahan yang ada di puncak gunung. Sama hal nya seperti Abang yang bertujuan mendaki Gunung Puntang bersama 2 orang temannya namun gagal dan beralih menuju Gunung Burangrang. Penasaran dengan kisahnya ? simak cerita dibawah ini

Senin, 24 April 2023 Abang bersama dua orang temannya, Ariq dan Rendi berencana untuk mendaki Gunung Puntang. Setelah membeli beberapa perlengkapan logistik, mereka pun berangkat menuju Gunung Puntang pukul 10.00 dengan taksi online. Sesampainya di Gunung Puntang pukul 12.00, mereka langsung menuju pos pendakian untuk segera mendaki agar tidak terlalu sore untuk sampai di tempat berkemah. Sayang sekali saat mereka sampai di pos pendakian ternyata menurut penjaga pos tersebut, jalur pendakian Gunung Puntang sedang di tutup. "Waduhh... salah sekali kita tidak mencari informasi di awal" ujar abang, mereka pun akhirnya berdiskusi harus bagaimana, apakah pulang, atau mencari tujuan lain. Mereka sempat putus asa saat mengetahui jalur pendakian di tutup, mereka tidak mau pulang tanpa membawa cerita apapun.

Setelah diskusi dan ditambah perdebatan kecil, mereka akhirnya memutuskan untuk menuju Gunung Burangrang karena memang pada awalnya Gunung Burangrang adalah tujuan utama mereka. Mereka sempat merasa cemas untuk melanjutkan ekspedis, karena sisa dana yang pas-pasan. Namun, mereka bertiga pun langsung bergegas menuju Gunung Burangrang agar tidak membuang-buang waktu karena hari sudah mulai gelap. Sesampainya di gerbang wisata Gunung Puntang, mereka pun langsung memesan taksi online.

Kendala kedua pun muncul, ponsel mereka tidak tersambung dengan sinyal. Akhirnya mereka bertiga memulai perjalanan menuju kaki Gunung Puntang pada pukul 15.00. Namun, hingga pukul 17.00 mereka belum juga sampai ke jalan Cimaung,(atau bisa disebut juga daerah yang sudah banyak pemukiman warga), mereka pun memutuskan untuk mencari warung terdekat untuk beristirahat sejenak sambil mengisi perut. Setelah energi sudah terkumpul, mereka melanjutkan perjalanan pada pukul 19.00 dan tidak lama dari itu pesanan taksi online mereka ada yang menerima. Perjalanan menuju Gunung Burangrang via Legok Haji pun dimulai.

Pukul 21.00, Abang, Ariq dan Rendi pun disambut oleh hawa dingin kaki Gunung Burangrang. Setelah mereka turun dari taksi online, Ariq memimpin perjalanan karena ia sudah pernah ke Gunung Burangrang. Mereka berjalan menuju jalan setapak yang mengarah ke tangga dan menaiki 10 anak tangga untuk mengecek kondisi sekitar. Ternyata mereka berada di tengah kuburan umum, "sepertinya ini jalan yang salah" ujar Ariq, mereka pun menuruni anak tangga kembali dan berjalan menuju basecamp dengan arah yang benar.


Sesampainya di basecamp, mereka bertiga beristirahat sejenak dan melakukan pendakian setelah shalat subuh pukul 05.30. Setibanya di pos 1 sekitar pukul 06.00 dan disambut oleh burung Gagak yang sangat besar, mereka beristirahat sejenak. Pendakian berjalan dengan lancar yang dipimpin oleh Ariq, pukul 10.00 sampailah mereka di puncak Gunung Burangrang. "Ini waktu yang tepat untuk bersantai sejenak sambil menikmati pemandangan yang indah" ujar Rendi, mereka pun bersantai di atas puncak Gunung Burangrang untuk menikmati pemandangannya yang indah. Setelah puas menikmati pemandangan, mereka pun melakukan sesi foto.

Di sisi yang berbeda dari track menuju puncak, ada bagian khusus berkemah pada jalur yang cukup landai untuk membangun tenda yang berjarak sekitar 10 menit. Setelah tenda berdiri, tanpa berpikir panjang mereka langsung tidur siang tanpa makan terlebih dahulu.

Keesokan harinya, mereka bangun pukul 05.00 dan terpana melihat sunrise yang begitu indah dari sebelah sisi Gunung, mereka pun berfoto-foto. Tidak lupa mereka juga sarapan terlebih dahulu untuk menambah energi dan mulai beres-beres untuk segera turun. Dalam perjalanan menuju kebawah, mereka semua sudah mulai lelah karena perjalanan yang panjang sebelumnya di Gunung Puntang, belum lagi harus menempuh perjalanan 6KM yang lumayan licin karena semalah Gunung Burangrang diguyur Hujan, karena jalan yang licin, sesekali mereka terpeleset sehingga harus lebih hati-hati.

Sekitar pukul 09.00 mereka sampai di pos 3, Abang dan Rendi berpisah dengan Ariq yang akan langsung menuju basecamp. Di pos 3, Abang dan Rendi beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan mereka menuju Curug Cipalasari. Perjalanan tidak cukup lama, hanya di tempuh dalam waktu 15 menit saja mereka berdua sudah sampai. Di Curug, mereka berendam sebentar sambil bersantai-santai.

Abang dan Rendi pun menyusul Ariq yang sudah sampai di Basecamp. Sesampainya di basecamp mereka makan siang bersama dulu sambil menunggu orang tua Ariq yang akan menjemput karena kebetulan rumah mereka bertiga berdekatan. Perjalanan dari Gunung Burangrang yang terletak di Bandung Barat menuju ruma mereka bertiga di daerah Bandung Timur memakan waktu kurang lebih 1 jam setengah dengan mobil. Akhirnya mereka pun sampai di rumah masing-masing dengan kondisi selamat & sehat. Bagi Abang, Ariq dan Rendi, ini adalah pengalaman pendakian yang sangat tidak bisa dilupakan karena banyak sekali rintangan yang perlu mereka lalui.

Begitulah kisah pendakian 3 sekawan, Abang, Ariq dan Rendi yang gagal mendaki Gunung Puntang dan beralih menuju Gunung Burangrang. Tunggu kisah pendakian mereka selanjutnya yang tidak kalah seru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun