Mohon tunggu...
Indi Kusuma Hati
Indi Kusuma Hati Mohon Tunggu... Blog Contributor

Berkarya dalam diksi-diksi. Merangkai kata-kata sebagai bentuk aksi.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa", Saat Fiksi Sejarah Mendorong Keingintahuan Pembaca

11 April 2025   09:24 Diperbarui: 12 April 2025   08:23 2300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul buku "Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa" (Sumber: gramedia.com)

Saya sempat mengira buku ini adalah adaptasi dari penemuan manuskrips asli. Setelah dicek, ternyata nama tersebut hanyalah nama tokoh fiksi yang uniknya mengecoh saya. 

Iya, saya tertipu dengan setting yang dibuat oleh penulis novel ini. Namun, justru hal-hal seperti inilah yang menjadikan novel ini unik dan mendorong literasi pembaca akan fakta sejarah lebih jauh. 

Cerita yang sarat intrik dan rasa: perjalanan batin seorang Samiam

Yang unik, buku ini belum langsung membawa Samiam ke tanah leluhurnya. Alih-alih, kita justru diajak menyelami latar belakang kehidupan Samiam, pencarian terhadap orang-orang penting dalam hidupnya, termasuk satu sosok yang selama ini ia rindukan namun tak pernah dikenal, intrik sosial-politik yang sedang panas di Portugal saat itu, misi pemberontakan organisasi Porto de Graal yang tidak puas dengan pemerintahan yang tak adil.

Yang bikin penasaran, Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa menyisipkan elemen mistis. Ada nuansa “suara-suara”, “bayangan hitam” atau mimpi-mimpi aneh yang membimbing Samiam menuju tanah leluhurnya, Pulau Jawa. 

Bagi Samiam yang besar dalam ajaran Kristen, pengalaman semacam ini terasa mengganggu dan ia menyebutnya sebagai pengaruh iblis. Tetapi, justru di situlah konflik batin dan pencarian jati dirinya dimulai.

Perjalanan Samiam bukan sekadar pencarian orang-orang yang dicintainya, tapi juga upaya menemukan jati diri dan makna hidup yang sesungguhnya. Dalam perjalanannya ini pula, Samiam mulai mempertanyakan tentang kemanusiaan, ketidakadilan, dan kebebasan yang sebenarnya.

“…Saat dia mendengarkan ceramah rahasia dua pengikut Porto de Graal, bahwa dunia seharusnya tak terbatas, bahwa Tuhan menghendaki manusia bersaudara tanpa pagar negara-negara dan agama-agama.” (hlm.268)

Kesimpulan: Awal dari Sebuah Penelusuran yang Lebih Besar

Sebagai buku pertama dari sebuah seri, Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa mungkin belum memperlihatkan konflik utamanya secara penuh. Akan tetapi, justru dari sinilah semua dimulai—dari keraguan, pertanyaan, dan dorongan menuju asal-usul. Novel ini berhasil menjadi pembuka yang menggugah, baik secara emosional maupun intelektual.

Saya pribadi menikmati gaya narasinya, elemen sejarah yang kaya, dan dilema batin sang tokoh utama. Novel fiksi sejarah yang menyenangkan sekaligus membuat saya ingin tahu lebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan sejarah Eropa lebih jauh lagi.

“Kita manusia, Samiam. Jangan sampai berlaku bodoh dan biadab terhadap manusia lain.” (hlm. 243)

Salah satu kutipan paling menyentuh dalam novel ini—mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kemanusiaan di tengah konflik dan pencarian jati diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun