Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bunga Rafflesia sedang Mekar, Yuk Berangkat ke Bengkulu!

17 Juni 2016   06:12 Diperbarui: 17 Juni 2016   17:05 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat mendapat kabar dari seorang sahabat bahwa bunga Rafflesia sedang mekar di kawasan Hutan Lindung Boven Lais Bengkulu, aku pun segera berkemas melakukan traveling dengan membawa peralatan seperlunya. Perjalanan dari Bandara Fatmawati Sukarno atau dari pusat kota Bengkulu menuju hutan lindung yang berada di Bengkulu Utara ini memakan waktu kira-kira 1,5 jam.

Bunga Rafflesia merupakan bunga khas Indonesia yang habitat aslinya tumbuh di kawasan hutan Bengkulu. Bunga Rafflesia Arnoldi pertama kali ditemukan tahun 1818 di Bengkulu saat ekspedisi yang dilakukan oleh Sir Thomas Stanfort Raffles (Gubernur Jenderal Inggris) dan Dr. Joseph Arnold seorang peneliti/pecinta alam. Nama bunga Rafflesia Arnoldi adalah kombinasi dari nama keduanya.

Bunga Rafflesia yang dapat diidentifikasi di hutan bengkulu ada empat jenis, yaitu Rafflesia Arnoldi, Rafflesia Bengkuluensis, Rafflesia Gadutensis dan Rafflesia Gasselti. Pembeda masing-masing jenis yaitu pada ukuran, warna bunga dan bercak pada kelopak bunga.

Bunga langka ini sempat ku temui tumbuh di obyek wisata alam Palak Siring Kemumu Bengkulu Utara. Informasi mekarnya bunga Rafflesia ini biasanya dari mulut ke mulut atau setelah ada postingan di media sosial oleh kalangan pecinta puspa. 

Saat informasi menyebar ke berbagai penjuru dunia, biasanya wisatawan asing, domestik, pecinta alam maupun peneliti datang ke lokasi tumbuh dan mekarnya bunga Rafflesia, seperti halnya beberapa tahun lalu turis Australia datang menikmati indahnya Rafflesia setelah membaca postingan di medsos.

Bunga Rafflesia dapat ditemui di kawasan wisata alam yang berada di Bengkulu Utara. Untuk menuju tempat mekarnya bunga unik ini pengunjung harus menapaki anak tangga yang konon berjumlah seribu anak tangga. Padahal sewaktu kuhitung jumlahnya tak sampai sebanyak itu!

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Letak bunga ini hanya sekitar 25 meter dari pintu gerbang masuk loket penjualan tiket obyek wisata alam Palak Siring Kemumu. Namun untuk dapat mendekati bunga ini, pengunjung harus turun melewati jalan dan tebing yang cukup curam dan licin. Demi untuk dapat "menyentuh" dan menikmati langsung proses mekarnya Rafflesia dari dekat, aku pun menuruni jalan setapak yang dipenuhi rumput dan ilalang. Bunga ini memang unik karena tumbuh dan mekar di waktu dan tempat yang sulit ditentukan.

Saat kudatangi, bunga ini baru mekar selama dua hari. Umumnya Rafflesia hanya mekar selama tujuh hari. Setelah itu bunga akan layu dan mati dengan sendirinya. Di sebelah bunga yang sedang mekar terdapat bongkol calon bunga Rafflesia yang belum mekar. Bunga berwarna merah ini tumbuh dan berkembang di hanya di kawasan hutan yang berada di Provinsi Bengkulu sehingga Bengkulu berlogo bunga Rafflesia dan dikenal dengan sebutan Bumi Rafflesia.

dokpri
dokpri
Di lokasi ditemukannya bunga dipasang papan peringatan larangan untuk tidak mengambil, menebang, merusak bunga Rafflesia karena pengunjung/orang yang tidak bertanggung jawab pernah memotong-motong bunga Raflesia yang indah, unik dan langka ini.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Di kawasan obyek wisata Palak Siring ini juga terdapat air terjun alami. Di lokasi ini pengunjung mandi dan berendam di air terjun yang airnya masih jernih dan menyegarkan. Di samping itu terdapat bendungan/irigasi yang dibuat sebelum masa kemerdekaan. Irigasi ini merupakan sumber mata air yang berasal dari air pegunungan bukit barisan. Air ini mengalir untuk mengairi sawah warga sekitar dan untuk keperluan air minum warga. 

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Di hutan lindung ini masih terdapat satwa liar seperti burung, monyet dan berbagai hewan lainnya. Aku pun sempat menemukan bangkai monyet yang terbengkalai jatuh dari atas pohon yang cukup tinggi. Sayang tidak ada petugas penjaga hutan yang berkeliling dan mengambil bangkai monyet ini! Di lokasi gardu untuk beristirahat terlihat bekas pembakaran untuk menghangatkan diri. Kawasan hutan yang masih asri dan alami ini seharusnya tetap dijaga kelestarian ekosistemnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun