Suatu hari seorang teman bertanya, "Mengapa kamu suka menulis?"
"Ya suka aja," jawab saya. "Saya suka menuangkan perasaan, pendapat, lewat kata-kata. Saya suka merangkai kata-kata menjadi kalimat-kalimat yang bermakna."
Dia manggut-manggut. "Apakah harus menulis setiap hari? Apakah jika tidak menulis jadi merasa sedih?"
"Tidak juga," jawab saya. "Toh memang saya tidak bisa menulis setiap hari karena berbagai kesibukan pekerjaan kantor. Tapi jika ada waktu luang akan saya sempatkan untuk menulis. Menulis adalah refreshing di sela-sela pekerjaan kantor."
"Berapa lama waktu yang digunakan untuk menulis satu artikel?"
"Berapa ya? Tergantung dari topik yang ditulis. Semakin berat semakin lama. Paling cepat nulis ya lima belas menit."
"Hah? Lima belas menit?" tanya teman saya dengan wajah sangsi.
Saya juga jadi sangsi, sebab sebenarnya tak pernah menghitung lama waktu yang saya gunakan untuk menulis.
"Kalau tulisan ringan macam kegiatan sehari-hari, kan nulisnya tanpa mikir. Itu bisa lima belas menit jadi," imbuh saya meyakinkan teman dan juga meyakinkan diri sendiri.
Namun seiring berjalannya waktu, menulis lima belas menit selalu mengiang-ngiang di kepala. Jadi saya coba untuk menulis dengan  menyetel timer selama lima belas menit sebelumnya.
Yang paling utama dalam menulis sebenarnya bukanlah lama waktu yang kita butuhkan, namun manfaat dari tulisan kita tersebut. Jika sebuah tulisan tidak bermanfaat untuk orang banyak, minimal tulisan itu bermanfaat untuk kita sendiri. Suatu saat bisa kita baca-baca lagi dan meningkatkan semangat dalam diri kita.