Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dunia Malam dan Anak-Anak Kita

30 Juli 2025   22:23 Diperbarui: 30 Juli 2025   22:23 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia Malam (Sumber: ilustrasi Meta AI)

Dunia malam itu seperti apa? Gelap? Remang-remang? Atau jedag-jedug byar pet dugem alias dunia gemerlap?

Akhir-akhir ini frasa "dunia malam" sering lewat di beranda medsos, seiring berita sepasang public figure  dari dunia tersebut viral karena sesuatu masalah. Tak usahlah saya ceritakan masalahnya, karena fokus artikel ini bukan di situ.

Artikel ini membahas tentang dunia malam yang gelap, namun ada tempat-tempat yang menjadikan dunia malam sebagai dunia gemerlap, tempat dugem.  Diskotik, kelab malam, karaoke, adalah beberapa nama tempat yang identik dengan dunia malam. Beberapa anak muda terbiasa menongkrongi tempat tersebut karena pergaulan. Beberapa yang lain mungkin penasaran ingin mencoba sesekali. Beberapa yang lain tidak tertarik dan tidak mau tahu. Alhamdulillah.

Saya hendak bercerita tentang kisah seseorang yang lewat di beranda medsos. Saya lupa namanya. Dia seorang pemuda yang bercerita bahwa bapaknyalah yang mengajarinya merokok, membawanya ke tempat hiburan malam, mengajari tentang teori  reproduksi. Semua ajaran bapaknya itu membuatnya tidak penasaran lagi pada hal-hal tersebut. Dan dia tumbuh menjadi lelaki dewasa yang lurus-lurus saja. Salut pada gaya pendidikan orang tuanya. Bisa ditiru jika Anda yakin akan berhasil seperti kisah tersebut.

Contoh lain, saya di masa remaja adalah gadis rumahan. Namun saya juga memiliki rasa penasaran yang tinggi. Saya punya kakak laki-laki yang memiliki pergaulan luas termasuk biasa nongkrong di diskotik maupun kelab. Waktu itu kakak saya ini memiliki seorang pacar yang menjadi istrinya sekarang.

Saya iseng bilang ingin tahu seperti apa itu diskotik. Kakak saya dan pacarnya langsung mengajak saya suatu malam ke diskotik. Wah, tentu saja sebagai anak rumahan, saya deg-degan.

Saya masih ingat kami ke diskotik di daerah Batu, tapi lupa apa nama diskotiknya.  Jalan masuknya gelap. Lalu kami duduk-duduk sambil minum fanta dan kacang. Suasananya gelap hanya diterangi lampu diskotik dan irama jedag-jedug. Hanya dalam waktu sekejap saya sudah tahu bahwa itu bukan dunia saya. Saya nggak nyaman di situ.

Kakak mengajak saya turun untuk joged.  Banyak orang joged saling berhadapan. Beberapa ada yang merokok. Jadi hanya kelihatan nyala rokoknya dan samar2 wajahnya karena penerangan hanya dari lampu disko yang byar pet.

Saya joged sebisa saya. Cuma menggerak-gerakkan badan saja mengikuti musik. Lalu tiba-tiba ada sosok lelaki yang muncul di depan saya. Saya lupa dia bilang apa, mungkin mengajak kenalan. Dan saya lupa juga reaksi saya waktu itu, tapi jelas nggak nyaman.

Tidak lama kemudian saya kembali ke tempat duduk dan tidak lama juga saya mengajak kakak saya pulang. Rupanya saya nggak betah di ruangan gelap temaram yang lumayan hiruk pikuk itu. Alhamdulillah Allah menyelamatkan dengan memberikan rasa tak nyaman itu.

The point is, remaja itu pasti memiliki rasa penasaran yang tinggi. Sangat perlu bagi orang tua, membekali anak-anak dengan nasihat, petuah, dan larangan untuk mendekati hal-hal yang batil. Saya dan pemuda yang saya ceritakan di atas, beruntung saat merasa penasaran akan sesuatu yang kurang baik, rasa penasaran kami terpuaskan dengan dampingan dari orang yang tidak akan menyesatkan kami. Saya ditemani kakak dan pacarnya, sedangkan pemuda itu didampingi ayahnya.

Saya dalam posisi sekarang sebagai orang tua, tidak mungkin mengajak anak saya ke diskotik. Dan anak saya juga tidak memiliki kakak yang akan menemani dia mengenal dunia malam. Saya hanya bisa melarang, menasihati, dan berdoa untuk anak-anak saya. Kalaupun mereka nanti penasaran dan pergi mencicipi dunia malam, saya berharap dan berdoa agar mereka merasakan hal yang sama dengan saya saat remaja. Tidak betah dan tidak nyaman dengan dunia malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun