3. Pelibatan masyarakat lokalÂ
Masyarakat lokal adalah subjek sekaligus objek pembangunan wisata. Masyarakat terlibat dalam perencanaan sebuah destinasi wisata, terlibat sebagai aktor pelaksana, dan mendapatkan keuntungan ekonomi dari imbas kegiatan wisata. Misalnya dalam pembangunan hotel, masyarakat dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja, berperan menyuguhkan pertunjukan bernuansa adat, atau  berkegiatan ekonomi misalnya membuka warung di sekitar hotel. Tentunya dengan menaati peraturan dari pemerintah setempat agar dapat diatur sehingga tetap enak dilihat.
4. Antisipasi Terhadap Ancaman
Sebagai wisata alam yang mengutamakan keindahan dan keaslian sekitar, pembangunan infrastruktur dan berbagai fasilitas di sekitar Toba harus diusahakan ramah lingkungan dan tidak berpotensi merusak keaslian danau. Selain itu, datangnya rombongan turis dengan berbagai perilakunya selain memberikan dampak peningkatan ekonomi Toba, juga berpotensi meningkatkan sampah dan berbagai kerusakan lain. Perlu disusun dan ditegakkan peraturan, agar DSP Toba tetap terjaga keasrian dan kelestariannya.
Sebagai penutup, saya sebagai penulis mengimbau, yuk kita ke Toba! Jejak Toba dan anaknya, Samosir, dapat kita lihat pada riak air  Danau Toba dan bentang alam di Pulau Samosir. Adapun kecantikan bidadari jelmaan ikan alias ibu si Samosir, dapat kita lihat pada keindahan keseluruhan DSP Toba yang memesona. Let's go to Toba!**
Daftar Pustaka:
Kemenparekraf. 2021. 10 Danau Paling Memesona di Indonesia diakses 25 September 2021
Kompas.com. 2021 diakses 26 September 2021
Nuraini, Ratna. 2020. Kaldera Toba, Antara Kesempatan dan Tanggungjawab. diakses 26 September 2021