Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Rangkap Tugas Artinya Kamu Berkualitas

11 Agustus 2021   15:16 Diperbarui: 11 Agustus 2021   21:40 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ritme kerja di kantor (Sumber: pexels)

Dinamika Kerja di Lembaga Litbang

Saya bekerja sebagai ASN di sebuah lembaga litbang kehutanan. Sebagai lembaga litbang, tugas pokok dan fungsi yang dijalankan tentunya yang berkaitan dengan kegiatan litbang atau penellitian dan pengembangan. ASN yang bekerja di kantor saya, terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian struktural, fungsional, dan tenaga kontrak.

Bagian struktural terdiri dari kepala balai (kepala kantor), 3 kepala seksi, dan 1 bagian tata usaha. 

Seksi dan tata usaha ini memiliki beberapa staf. Bagian fungsional sebagian besar diisi oleh jabatan fungsional peneliti dan teknisi. Tenaga kontrak terdiri dari bagian kebersihan, keamanan, driver, dan 2 staf di bagian struktural.

Pada awal tahun, ritme kegiatan di kantor adalah pembahasan proposal penelitian, lalu sekitar Maret pelaksanaan kegiatan penelitian, April - Mei olah data, November penyusunan laporan penelitian, dan Desember laporan dibahas. Begitu berulang setiap tahunnya walau kadang kendala selalu ada sehingga ketepatan waktu tidak selalu dapat dipastikan. 

Selain kegiatan penelitian dari dana APBN, beberapa peneliti juga menangani penelitian kerja sama dengan pihak luar.

Kantor saya bukanlah kantor pelayanan publik, kalaupun ada bagian yang melayani publik secara langsung, biasanya tidak rutin. 

Pelayanan publik yang dilakukan sebatas pelayanan laboratorium silvikultur, perpustakaan, bimbingan studi, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penelitian. 

Beban kerja seorang peneliti di kantor saya, jika ia merupakan penanggung jawab suatu kegiatan penelitian, menurut saya sangat cukup diberikan waktu pengerjaan penelitian dalam jangka satu tahun anggaran. Ia bisa sepenuhnya mencurahkan waktunya untuk kesempurnaan kegiatan penelitian yang ia pegang. 

Namun ada kalanya peneliti merangkap, misalnya sebagai penanggung jawab di satu kegiatan penelitian dan sebagai pembantu di kegiatan penelitian yang lain. Ada juga peneliti yang merangkap sebagai koordinator kelti (kelompok peneliti). Ada juga peneliti yang merangkap atau diperbantukan di seksi.

Hampir sama dengan peneliti adalah teknisi. Tugas pokok dan fungsi seorang teknisi adalah membantu peneliti dalam melaksanakan tugas penelitian. Jadi, beban kerjanya lebih ringan dari pada peneliti. Namun seorang teknisi yang 'bisa kerja' dalam arti cekatan bila diberikan tugas, secara otomatis memiliki beban kerja yang lebih berat dari pada sesama teknisi yang 'kurang bisa kerja'. Teknisi yang cekatan juga ada yang diperbantukan di seksi.

Mengapa Merangkap?

Tanpa mengkotak-kotakkan struktural ataupun fungsional, perbedaan beban kerja antar ASN di kantor saya memang nyata adanya. 

Apabila kegiatan penelitian telah usai dilaksanakan, saat itu teknisi biasanya sudah tidak banyak kegiatan. Penyusunan laporan umumnya hanya dilakukan oleh tim peneliti yang terlibat. 

Saat seperti ini, teknisi harus rajin-rajin mencari kegiatan sendiri. Ia dapat menyusun dan mengolah data sendiri, lalu membuat tulisan. 

Ia juga dapat mengajukan diri untuk mendapat tambahan tugas dari kepala balai (walau sependek pengetahuan saya, jarang ada teman kantor yang khusus menghadap kepala balai untuk minta pekerjaan tambahan). 

Sedangkan peneliti, walau sudah menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan penelitiannya, masih memiliki pekerjaan sambungan yaitu menyusun jurnal, makalah seminar, dan publikasi lainnya.

Pada umumnya peneliti atau teknisi diberikan pekerjaan tambahan, jika diketahui ia memiliki kelebihan yang dibutuhkan untuk pekerjaan struktural. Yang berhak memberi tugas tambahan kan hanya bos, karena semua rangkap tugas nantinya akan diberikan SK (Surat Keterangan).

Show your talent, and you will get another task in your jobdesk.

Salah satu teknisi di kantor saya mendapatkan kerjaan rangkap sebagai pengelola BMN (Barang Milik Negara) di bawah bagian tata usaha. 

Hal ini dikarenakan di satu sisi salah satu staf pengelola BMN baru saja meninggal, sehingga staf yang ada tinggal satu orang dan ia keberatan bekerja sendirian. 

Sebenarnya bos bisa memilih siapa saja, tapi teknisi yang terpilih ini memiliki kelebihan di banding lainnya. Ia cekatan dalam bekerja.

Seksi diseminasi atau yang mengurus publikasi di kantor saya, sangat membutuhkan bantuan kreativitas agar publikasi via medsos balai lebih berkualitas. 

Akhirnya salah satu peneliti yang diketahui pandai dalam menggunakan kamera dan mengedit foto, diminta untuk membantu seksi diseminasi.

Mereka ini, baik si teknisi maupun si peneliti, memiliki dua meja kerja yang berbeda. Satu di ruang kelompok peneliti, dan satunya lagi di ruang struktural. 

Sependek pengetahuan saya, mereka enjoy saja kerja rangkap. Memang, kalau di instansi pemerintah seperti kantor saya, walaupun rangkap tugas seperti itu ya tanpa tambahan gaji. Kalaupun ada tambahan penghasilan, itu bisa dari perjalanan dinas untuk melakukan tugas terkait jobdesk-nya. 

Tapi menurut saya, ada yang lebih penting yang diperoleh mereka dari pada sekadar gaji tambahan. Mereka mendapatkan ilmu baru, dan juga kawan-kawan baru dengan ritme kerja yang berbeda. 

Jelas itu akan memperkaya pengalaman kerja dan pengalaman berinteraksi dengan berbagai jenis karakter yang berbeda.

Pengalaman Rangkap Tugas Yang Pernah Saya Alami 

Pada tahun 2019, kantor saya mendapatkan dana pengembangan SDM dari sebuah lembaga di pusat (Jakarta). 

Awalnya ada proses pembuatan proposal, presentasi, dan pengumpulan data lembaga untuk memeroleh dana tersebut.

Saya terlibat dari awal mulai penyusunan proposal bersama empat teman lainnya. 

Ketika dana itu turun, kami berlima masih dipercaya untuk mengelola dana dan menyelenggarakan berbagai kegiatan selama setahun untuk pengembangan SDM lembaga. 

Gaji dan tunjangan saya tidak berubah, namun saya mendapatkan pengalaman bekerja sama dengan orang-orang di luar link saya, mendapatkan kesempatan mengikuti berbagai acara di Jakarta, dan mendapatkan pengalaman bekerja di bawah tekanan (karena selalu ada deadline yang sempit dan tiba-tiba untuk berbagai tugas pengiriman laporan). 

Rangkap tugas jangan bikin stress (Sumber: pexels).
Rangkap tugas jangan bikin stress (Sumber: pexels).

Rasa capai jelas ada, tapi karena kebetulan teman setim orangnya asyik-asyik semua, maka rasa capai selalu bisa terobati dengan obrolan dan guyonan ringan.

Jadi dari semua uraian saya, kesimpulannya rangkap tugas itu oke-oke saja, selama ritmenya masih dapat  diatur dengan pekerjaan utama. 

Diberikan tugas rangkap oleh pimpinan, itu artinya diberikan kepercayaan. Itu tandanya kamu dianggap bisa, dianggap orang yang berkualitas. 

Kalaupun misalnya di tengah jalan ada sesuatu yang membuatmu berhenti dan tidak bisa meneruskan si kerjaan rangkap ini, selalu ada jalan keluar selama itu dikomunikasikan dengan baik.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun