Mohon tunggu...
indah kusuma dewi
indah kusuma dewi Mohon Tunggu... Administrasi - INDAHKD

Living is a long life learning

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Mama dan ASN, Pekerjaan Impiannya

31 Januari 2020   20:26 Diperbarui: 31 Januari 2020   20:32 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hai Semua~ Salam kenal yaa. Ini tulisan pertama Saya di Kompasiana dan Saya ingin membagikan kisah hidup Saya. Semoga dapat diambil yang baik-baiknya.

Saya Indah, Saya berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dengan penempatan di Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta. Letak kantor Saya di Jl. MT. Haryono, Cawang. Di pinggir tol, yang selalu becek kalau hujan karena imbas dari pembangunan Light Rapid Transit (LRT). Tapi Alhamdulillahnya pembangunan LRT tak mangkrak, walaupun tidak selalu dikerjakan setiap hari.

Pekerjaan menjadi seorang ASN sebenarnya bukan sepenuhnya impian Saya, tetapi ini impian Almarhumah Mama Saya. Mama Saya meninggal pada Tanggal 28 Desember 2018, sehari setelah pengumuman bahwa Saya mendapatkan penempatan di Kantor Wilayah DKI Jakarta. Saya masih ingat detik demi detik, waktu demi waktu, saat Allah memanggil Beliau, dunia yang tidak akan pernah Saya miliki kembali sampai nanti Saya dipanggil pula oleh-Nya.

Saat Saya pulang ke rumah untuk memberitahukan kabar gembira tersebut, Mama Saya setengah sadar. Beliau hanya tersenyum sambil meringis mendengarku membisikkan berita bahwa Saya ditempatkan di Jakarta. Saat itu hanya ada Saya dan Adik Saya yang menjaga Mama Saya. Papa dan Tante Saya pergi untuk mengambil kursi roda karena kami tidak punya biaya lagi untuk membeli kursi roda. 

Bergantian Saya dan Adik Saya membacakan Al-Qur'an di telinga Mama. Mama  hanya menatap langit-langit rumah dengan pandangan kosong. Seluruh panca inderanya sudah tak bisa lagi dikontrol olehnya. Saya panik dan ingin sekali rasanya menangis. Tak lama ada tetangga Saya yang mengucap "Assalamua'laikum" di depan pintu rumah yang bermaksud ingin menjenguk Mama Saya. Tak ayal, Saya langsung berlari ke depan sambil menangis dan meminta pertolongan. Tetangga Saya pun langsung masuk  ke kamar Mama Saya dan ikut menangis melihat keadaan Mama Saya. Akhirnya Tetangga Saya memanggil seluruh teman-teman Mama Saya untuk mengumandangkan doa-doa. Abang Saya yang nomor 2 tak lama jugadatang. Ia dan Kakak Ipar pun tak henti membacakan kalam-kalam Allah. Saat itu pun terlintas pikiran saat Saya membacakan "Laa ilaaha illallaah" di telinga Mama, "Inikah waktunya Mama pergi? Bisakah aku hidup tanpa Mama?"

Mama Saya meninggal di Rumah Sakit Kanker Dharmais, pada pukul 22.40 keesokan harinya. Beliau menderita kanker payudara dan kanker tiroid stadium 4. Tiroidnya sudah sangat besar hingga menutupi tenggorokannya, Beliau sudah tidak bisa makan secara normal dan harus menggunakan selang yang dimasukkan lewat hidung yang bernama Nasogastrik atau NGT. Sebelumnya, beliau juga memiliki kadar gula yang tinggi sehingga harus dipasang alat lengkap untuk menurunkan kadar gula.

Setelah 1 tahun lebih 1 bulan menjalani hidup tanpanya, hidup Saya terasa kosong. Saya menjalani pekerjaan impian Mama Saya dengan ikhlas untuk menghidupi Papa dan Adik Saya. Mama Saya berdoa siang-malam supaya Saya dapat menjadi ASN. Dhuha selalu jalan, Tahajud tak pernah putus. Doa yang dipanjatkannya selalu untuk Saya. Bahkan Saya pernah mendengarnya menangis mendoakan Saya setelah selesai Sholat Fardhu. 

Mama adalah manusia paling terpuji yang pernah ada dalam hidup Saya. Dia relakan pekerjaan impiannya untuk Saya, lalu Beliau meninggalkan Saya, berharap kelak Saya akan sukses dan membuatnya bangga di Surga. Semoga melalui doa Almarhumah Mama tercinta, Saya pun dapat menjadi ASN yang dapat memberikan perubahan bagi negeri tercinta, Indonesia, sekecil apapun itu. Yang masih mempunyai Mama atau Ibu atau Bunda, peluklah, minta doa kepadanya, apalagi yang mau jadi Calon ASN tahun ini. Insyaa Allah doa mereka itu sangat mujarab. Aamiin.

Bismillaah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun