Selama masa pandemi Covid-19, sektor perindustrian berperan besar sebagai penyelamat perekonomian negara, terutama dari kontribusinya kepada pendapatan negara. Roda perindustrian kini mulai bergeliat menjadi penopang nasional.Â
Dan, Indonesia diketahui sedang gencar melakukan hilirisasi industri. Ya, industri kini tidak lagi mengirim barang mentah melalui ekspor, harus diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Hal ini dilakukan demi pendapatan berlebih dari penambahan nilai di barang mentah.
Salah satu kawasan industri yang telah menunjukkan bukti nyata adanya hilirisasi berada di kawasan industri IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park).Â
Hal ini disoroti oleh Menko Marves RI, Luhut Binsar Pandjaitan saat acara konvensi Internasional ke-2 tentang Indonesia Hulu Minyak dan Gas Bumi atau Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) di Bali, Senin (29/11/2021). Menurutnya smelter yang telah dibangun IMIP dapat memberikan nilai tambah bagi sumber daya alam Indonesia.Â
Bagi pelaku industri di kawasan Morowali Sulawesi Tengah, IMIP telah terlebih dulu menyejahterakan daerah sekitar secara regional dan nasional. Hal ini terlihat dari upaya-upaya PT IMIP dalam menyerap tenaga kerja lokal dalam proses rekrutmen.
Seperti proses rekrutmen yang baru digelar IMIP pada Jumat (22/10) di Kampus Politeknik ATI Makassar. IMIP bekerja sama dengan Unit Career Development Center Politeknik tersebut yang bisa memberikan calon pekerja yang telah mempunyai soft skill dan daya saing untuk bekerja di industri.
Tidak hanya dengan Politeknik ATI Makassar, IMIP juga bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi lain di Indonesia seperti Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Islam Makassar, hingga Universitas Kristen Indonesia (UKI).Â
Selain merekrut anak negeri dari lulusan perguruan tinggi Indonesia, IMIP juga berperan dalam pembangunan Politeknik Industri Logam Morowali bersama Kementerian Perindustrian.Â
Di Politeknik tersebut, IMIP bahkan mendatangkan pengajar dari perguruan tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB). Dan lulusan dari Politeknik Industri Logam Morowali yang biasanya setiap tahun ada 96 siswa akan diberdayakan untuk bekerja di sektor industri.
Selain membekali lulusan perguruan tinggi, IMIP juga melakukan pembekalan ke calon pekerja lewat training center IMIP Training Ground yang pembangunannya sedang berjalan setelah diresmikan oleh Menaker Ida di akhir November 2021. Tentunya, di sana calon pekerja industri bisa mendapatkan pelatihan dan jadi lebih paham dengan bidang kerja industri.
Bukti bahwa PT IMIP selalu mendahulukan pekerja lokal ini membantah data yang dikeluarkan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulawesi Tengah yang mengatakan bahwa jumlah pengangguran tinggi di sekitar wilayah PT IMIP.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Joko selaku Humas PT IMIP yang mengatakan bahwa data pengangguran tidak seperti yang tertera dari data Disnaker Sulteng. Â Lebih lanjut, Joko mengatakan bahwa IMIP selalu mengutamana pekera lokal meskipun keterbatasan di latar pendidikan. dan IMIP selalu melakukan kontrol setiap bulannya terhadap para pekerja baru atau pekerja yang sudah keluar.
Bupati Morowali Taslim pun juga pernah mengatakan pada 11 september 2020 bahwa ada 5.000 warganya yang bekerja di PT IMIP. Dan dengan banyaknya pekerja ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk membangun usaha maupun bisnis, yang berimbas terhadappertumbuhan ekonomi Morowali. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Â Kab. Morowali menjadi yang tertinggi di Sulawesi Tengah yaitu 28,93%.
Jadi, benarkah IMIP tidak peduli dengan para pekerja lokal? Terlebih dengan pembangunan training center serta Politeknik menjadi bukti bahwa PT IMIP tidak hanya bersuara ingin pekerja lokal mendominasi KI namun juga memberikan kontribusi agar impian itu terjadi.Â