d. Sel-Sel Otak
Kita memiliki dua macam sel otak yaitu sel glial dan neuron. Sel glial dikenal sebagai interneuron, tidak memiliki badan sel, dan sekitar sepuluh kali lebih terpusat dalam otak dibandingkan sel neuron. Peran yang ditugaskan pada sel glial merupakan tugas-tugas multirupa dan meliputi produksi mielin bagi akson, pendukung struktural bagi penghalang darah otak, transportasi nutrien, dan pengaturan sistem imun.
Neuron berfungsi normal secara terus menerus menyalakan, mengintegrasikan, dan mengolah informasi, sepanjang celah mikroskopik yang disebut sinapsis, yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lain.
Bagaimana otak belajar?
Mencerna Pembelajaran
Pembelajaran secara fisik dapat mengubah otak. Ketika otak menerima stimulus dalam bentuk apa pun, proses komunikasi dari sel ke sel diaktifkan. Semakin baru dan menantang stimulinya, akan semakin baik, otak mengaktifasi jalur barunya. Namun jika stimuli itu dipertimbangkan, sebagai sesuatu yang tidak berarti bagi otak, maka informasi tersebut akan mendapatkan prioritas rendah dan hanya akan menyisakan jejak yang lemah. Jika otak merasakan sesuatu yang cukup penting untuk ditempatkan dalam memori jangka panjang, maka potensi memoripun terjadi. Kesepakatan yang ada sampai hari ini adalah bahwa peta kognitif bukan sepenuhnya berasal dari alam, tetapi merupakan pengaruh mutual yang dinamis dari keduanya. Gen tidak membentuk pola pembelajaran, jika seorang anak dilahirkan dengan gen dari seorang yang jenius, tetapi dibesarkan dalam lingkungan yang tidak di perkaya, kesempatan baginya untuk menjadi jenius menjadi rendah.
Faktor-Faktor Pembelajaran
Peserta didik datang ke sekolah bukan dengan “lembaran kosong”, tetapi dengan bank pengalaman otak yang sangat disesuaikan. Peta kognitif mereka sudah merupakan refleksi sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekedar nilai tes yang mereka terima di kelas sebelumnya. Bahkan sejak usia prasekolah, otak seorang pebelajar sudah terbentuk dengan pengaruh yang sangat banyak termasuk lingkungan rumah, adik kakak, keluarga jauh, teman bermain, gen, trauma,stres, lupa, kekerasan, ritual dan pengharapan budaya, kesempatan-kesempatan pengayaan, penyertaan primer serta gaya hidup. Kesulitan yang berkepanjangan juga merupakan faktor lainya yang membawa dampak negatif pada fungsi otak. Disisi lain pengalaman menyenangkan menstimulasi pelepasan kimiawi (neurotransmiter) yang dapat mengembangkan pengalaman belajar.
Tahap-Tahap Pembelajaran
1.Tahap Prapemaparan atau persiapan memberikan kerangka kerja bagi pembelajaran baru dan mempersiapkan otak pebelajar dengan koneksi yang memungkinkan. Tahap ini meliputi sebuah tinjauan terhadap subjek dan sebuah presentasi visual dari topik terkait.
2.Tahap Akuisisi dapat di capai baik melalui sarana langsung seperti penyediaan lembar informasi atau sarana tidak langsung, seperti menempatkan visual-visual yang terkait.