No Viral No Action Berkaca Dari  Viralnya Kerusakan Fisik Bangunan SDN Margamulya II Teluk Jambe - KarawangÂ
Sekarang masyarakat telah menemukan sarana paling effektif untuk melakukan protes melalui cara yang lebih effisien, effektif, dan cepat, tanpa harus berbondong-bondong turun kejalan membuat kemacetan lalu lintas sambil teriak-teriak dengan membentangkan spanduk  bernada tuntutan kepada para penentu kebijakan.
Mengangkat issu  perbaikan infrastruktur yang belum tentu juga mendapatkan tanggapan dengan baik bahkan seringkali diabaikan atau didengar tetapi tidak ditindaklanjuti, selesai hanya saat pertemuan seremonial saja sehingga kasusnya sering berlarut-larut tanpa ada penyelesaian karena cara ini dianggap menjadi mandul.
Pilihan yang paling jitu untuk menyuarakan hak warga masyarakat adalah  dengan menggunakan  media sosial hadirnya media social sebagai kanal baru dalam menyampaikan aspirasi telah membawa banyak perubahan positif di ranah publik sebagaimana contoh kasus viralnya di media social yang pernah terjadi mungkin masih segar dalam ingatan bagaimana saat seorang warga biasa sebut saja namanya Bima yang menyuarakan keluh kesahnya terkait kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah, berlubang dan cenderung membahayakan para pengguna jalan  yang berada di Kota Lampung melalui media sosial kerusakan itu ia sampaikan sehingga menjadi viral.Â
Tak ayal berita tersebut dapat membuat telinga para penentu kebijakan di Kota Lampung memerah hingga tidak lama kemudian gegara kasusnya  menjadi viral sampai Presiden Jokowi melakukan sidak dan mengambil alih pembangunan jalan di Provinsi tersebut untuk ditangani pemerintah Pusat, dan  Perbaikan pun berlangsung lancar.
Belum lagi contoh kasus lainnya  yang menimpa atas  penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat sebut saja Mario Dandy yang langsung mendapatkan respon negative dari netizen dengan menyebutkan bahwa dia sebagai seorang anak pejabat  dengan gaya hidup hedon yang dianggap tak wajar untu anak seumurannya. Akibat kejadian tersebut menjadi viral maka  tak pelak kasus ini memberikan dampak hukum bagi Mario Dandy,  bahkan berimbas terhadap pemanggilan ayahnya  Rafael Alun Trisambodo yang akhirnya harus dicopot dari jabatannya di Direktorat Jenderal Pajak. Kini kasusnya bergulir terus hingga ke KPK semua ini berkat viralnya kasus penganiayaan melalui  dunia maya, dan dari kasus  ini semakin meyakinkan masyarakat bahwa sebuah kasus viral cenderung lebih cepat selesai daripada kasus yang dimulai dengan laporan biasa karena itulah muncul sebuah istilah No Viral No Action
Begitu pula apa yang terjadi baru-baru ini  menimpa atas kerusakan fisik sebuah sekolah SDN Margamulya II Telukjambe Karawang Jawa Barat  yang terlihat sudah dalam kondisi rusak parah, temboknya sudah terkelupas, kayunya sudah sangat rapuh dan terlihat kusam, terlebih jika musim hujan kondisi yang  paling mengkhawatirkan para guru,  termasuk para orang tua murid  karena  selain sering bocor sehingga kelas menjadi kebanjiran  dan dikhawatirkan ambruk, terlebih SDN Margamulya II Teluk Jambe Karawang Jawa Barat posisinya berada di bawah permukiman warga otomatis setiap hujan dapat kiriman air nah kalau sudah begini kondisinya kita pulangkan siswa lebih awal karena takut membahayakan terhadap keselamatan siswa, namun kondisi ini akan berlalu  karena  pada tahun ini Pemkab Karawang menyatakan akan melakukan perbaikan, dan gerak cepat pemerintah daerah dalam menangani permasalahan ini setelah kondisi bangunan SDN  Margamulya II direkam oleh salah seorang orangtua siswa hingga menjadi viral sehingga mendapatkan  respon  cepat dari pemangku kebijakan, hal ini  semakin menambah keyakinan bahwa istilah  No Viral, No Action  (tidak viral tidak ada Aksi)  sering terjadi manakala kasus kerusakannya diajukan melalui cara-cara biasa bukan melalui cara-cara yang tidak biasa buktinya sebagaimana diakui kepala sekolah SDN Margamulya II bahwa pihak sekolah  sejak tiga tahun lalu sering mengajukan perbaikan sekolah ini tetapi tidak mendapat tanggapan dari pemerinyah Kabupaten (Pemkab)  Karawang namun justru setelah kerusakan ini menjadi viral  baru sekolah ini dinyatakan  prioritas dilakukan perbaikan bahkan Bupati Karawang Aep Syaepuloh langsung melakukan peninjauan bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait menyampaikan bangunan SDN Margamulya II itu akan menjadi program skala prioritas untuk dilakukan perbaikan atau renovasi namun melihat kondisi gedung yang mengalami kerusakan cukup parah yang memerlukan  penanganan segera untuk dilakukan tahun ini  mengingat anggarannya sudah tersedia tidak menjadi hambatan untuk pelaksanaan sesegera mungkin.
Atas kejadian tersebut diatas, mari kita berkaca terhadap  viralnya kondisi kerusakan  bangunan  SDN Margamulya II  dengan positif bahwa kini melalui media sosial masyarakat bisa memiliki sebuah kekuatan besar yang bisa mempengaruhi tindakan cepat  dari Pemerintah Daerah melakukan aksi nyata terhadap isu - isu publik yang kebanyakan mencederai logika dan emosional masyarakat, dan patut diingat bahwa sebuah isu menjadi viral bisa jadi karena pemerintah terlalu lamban melakukan tindakan yang seharusnya bisa dilakukan sejak awal di mana hal tersebut menimbulkan kekecewaan di tengah masyarakat, namun disisi lain masyarakat memiliki hak untuk menyuarakan kegelisahannya diruang publik lewat media sosial.  Selama  yang disampaikan  sebuah fakta maka Pemerintah wajib hadir untuk memastikan connective action di ranah online yang sangat massif  namun bisa berujung perubahan kearah yang lebih baik di ranah offline sebagaimana yang terjadi pada perbaikan SDN Margamulya II.
